Entri Populer

Minggu, 23 November 2008

Sang Idealis Sejati

SANG IDEALIS SEJATI


Ada yang menarik minat saya untuk menulis tokoh yang satu ini, menarik saya tulis karena jiwa patriotisme dan idealismenya tak lekang oleh waktu, di usia tua serta penyakit yang terus menggerogotinya.

Negeri kecil yang dipimpinnya sejak masa revolusi 47 tahun yang lalu hingga kini tidaklah terlalu makmur, namun demikian dengan semangat nasionalisme yang tinggi dan terus membara di usianya yang telah lewat senja (82 tahun) dia pimpin rakyatnya untuk tetap eksis dalam percaturan dunia, hasilnya? Sangatlah mengagumkan, karena negeri yang dipimpinnya ini mampu banyak menghasilkan tenaga profesional, bayangkan! Negeri kecil ini banyak menghasilkan : ilmuwan, spesialis, insinyur, profesor, guru, dan dokter.

Tokoh ini sangat sadar bahwa negerinya bukanlah masuk ke dalam ekonomi maju, tapi negeri ini jumlah gurunya paling besar perkapita di seluruh dunia! Dan jumlah dokternyapun paling tinggi perkapita, sungguh luar biasa! Di tengah kemiskinan yang mendera negerinya, tokoh ini telah membantu mengirim tenaga profesionalnya ke Indonesia disaat terkena bencana tsunami di Jawa Tengah beberapa waktu yang lalu. Yang paling banyak mereka kirim adalah tenaga medis (dokter, dan dokter spesialis)

Sungguh sikap kerja profesional yang mereka tunjukkan, dalam jangka waktu tiga bulan di negeri yang penuh dengan bencana ini mereka bekerja, paramedic yang di kirim ini telah melakukan : 773 operasi besar kepada korban cedera, 2.436 operasi ringan, membantu 34 kelahiran bayi tanpa kematian, dan melakukan imunisasi anti tetanus atas 10.000 orang. Mereka juga menghadiahkan 2 (dua) rumah sakit lapangan. (disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam KTT Non Blok tahun 2006 yang lalu, kepada pemimpin ini)

A. Siapa Castro Sebenarnya?

Sipakah tokoh yang sudah jadi legenda hidup ini? Ya… dialah Fidel Alejandro Castro Ruz, dia memimpin sejak revolusi Kuba yang dikobarkannya 48 tahun yang lalu, luar biasa…!! Castro adalah pemimpin negara paling lama di muka bumi ini!, sementara kolega, sahabat pemimpin negara yang seangkatannya satu persatu berjatuhan seperti : Deng Xiaoping, Juan Peron, Nikita Khruschev, Franco, Tito, dan Soekarno.

Sementara dia tetap berdiri dan terus berdiri dengan tetap memegang semangat nilai yang dia percayai sejak pertama kali memimpin penyerangan barak militer milik pemerintah Kuba, justru disaat di masih berumur duapuluhan tahun.

Kini di usianya yang menginjak 82 tahun, derai tawanya masih renyah, gayanya masih tetap flamboyan, dan yang tak terlupakan adalah semangatnya tetap menyala benderang. Dia masih melemparkan kata-kata yang mengorbankan semangat hidup rakyatnya, bahkan ketika dia sedang terkapar di ranjang : “Aku minta pada kalian agar optimis, sekaligus siap untuk menghadapi berita apapun untuk semua yang perduli pada kesehatanku aku berjanji akan memperjuangkan kesehatanku!”

Sejak tahun 1960 negeri penghasil gula ini telah menjaga jarak dengan Amerika Serikat “Sang Polisi Dunia” yang ketika itu dipimpin oleh Dwight Eisenhower. Dan sekarang 47 tahun kemudian, ketika negara adi kuasa itu di jabat oleh George W Bush, Fidel Castro tetaplah Fidel Castro dia tidak gentar dengan tekanan Washington, jarak yang dijaganyapun tidak bergeser sedikitpun dan tetap lantang bicara ; “imperialisme harus di lawan!”

Sudah banyak percobaan pembunuhan yang di alami Fidel Castro, dan juga sudah menjadi rahasia umum bahwa aksi percobaan pembunuhan yang dibiayai oleh Amerika Serikat serta melegalkannya itu, tetap tidak sanggup menjatuhkan Fidel Castro! Dia tetap berdiri, dan seraya tersenyum dan masih sempat mengatakan : “ Jangan salahkan aku jika aku belum mati sekarang…”

Sedemikian dahsyatnya tekanan yang diberikan Amerika Serikat sehingga membuat perekonomian Kuba terpuruk dan rakyatnya jadi hidup melarat, beberapa diantaranya yang tidak tahan memilih meninggalkan negerinya menuju Florida atau Miami demi sebuah “Kebebasan”, American Dream.
Kebutuhan hidup dibatasi, harga-harga diatur sehingga tidak ada persaingan pasar, tapi Castro tetap tegak berdiri. Dia bangga bahwa negerinya adalah sebuah negeri dimana rakyatnya bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang baik dengan gratis pula. Di negeri yang dipimpinnya banyak memiliki sarjana-sarjana yang kualitasnya mumpuni, bahkan tenaga dokternya teramat banyak dan siap dikirim untuk membantu negara-negara manapun yang sedang tertimpa musibah bencana. Dia mengatakan, “Kapitalisme adalah masyarakat serigala”

Ketika banyak orang dengan gigih memaparkan sangkaan-sangkaannya bahwa dirinya adalah seorang diktator. Seorang yang memeras rakyat Kuba demi keuntungan kantung pribadinya, maka dengan lantang diapun berkata : “Jika mereka mampu membuktikan aku memiliki rekening di luar negeri… bahkan jika itu berisi satu dollar, aku akan mengundurkan diri dari kedudukanku!”

Gabriel Garcia Marquez, peraih nobel sastra tahun 1982 mengatakan : “Fidel Castro orang idealis paling besar zaman ini” walau begitu wajahnya hanya dua kali menjadi model perangko Kuba : sekali saat dia memperingati kenjungan Leonid Brezhnev (1974), dan kedua saat memperingati 40 tahun revolusi Kuba (1999)

B. Patria O Muerte!

Patria O Muerte! Tanah Air atau Mati! Itulah pekik yang kerap dikumandangkan oleh Fidel Castro dalam setiap pidatonya yang panjang dan menggelora. Hidupnya seperti hendak dia berikan seluruhnya untuk tanah air yang begitu dia banggakan. Dia telah menggetarkan dunia, dan membuat semua orang melihat negara pulau kecil itu.

Fidel Castro adalah sosok pemimpin yang menarik, kenapa tidak…!? Dia telah berkali-kali mengalami percobaan pembunuhan dan lebih dari empat decade menjadi musuh bagi negara lain, terutama Amerika Serikat. El Commandante, membuktikan itu. Segala macam cara di tempuh oleh CIA untuk melenyapkan Fidel Castro dari muka bumi mulai dari :

1. Memberi racun dan bahan peledak pada cerutu yang biasa dihisapnya.
2. Memberi dosis kematian LSD.
3. Memasukkan sianida pada susu coklatnya.
4. Memberi infeksi tuberkolosis pada baju yang dipakainya.
5. Ancaman-ancaman pembunuhan pada setiap kunjungan kenegaraannya.
6. Memberi obat perontok rambut dan jenggot agar wibawa dan karismanya merosot.

Tapi sosok yang tak tergantikan sejak 1959 itu tetap tegak dan tegar memimpin rakyatnya. Sejak tahun itu pula Amerika Serikat sebagai negara tetangganya memperlihatkan ketidaksenangannya pada Castro, segala macam upaya untuk menggulingkan Castro atau bahkan melenyapkannya dari pentas dunia di rancang.

Terbukti…peristiwa Teluk Babi telah mencoreng muka Amerika Serikat dan membuatnya malu pada tahun 1961, dimana Amerika Serikat dibawah koordinasi CIA telah mengorganisir serbuan ke Kuba, mereka (CIA) mengirim “Kelompok-kelompok bandit Kuba yang dipersenjatai oleh CIA”, kata Ernesto Che Guevara yang berakhir dengan kegagalan Amerika Serikat, dan Kuba berhasil menyandera seribu lebih tawanan Amerika Serikat, dan pada akhirnya justru Amerika Serikat lah yang harus membayar makanan dan obat-obatan seharga 53 juta dollar untuk ditukarkan dengan pembebasan para tawanan itu.
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah” kata Castro, “Imperialisme telah membayar kerugian perang!”

Kuba sendiri tak kalah menariknya dengan Castro sang pemimpin, sejak revolusi bergulir Kuba seolah menjadi negeri “Ajaib”, tak perduli embargo ekonomi oleh Amerika Serikat telah memasung geliat perekonomian negara itu, Kuba tetaplah terdepan dalam hal penyelenggaraan kesejahteraan untuk masyarakatnya, terutama soal kesehatan dan pendidikan.

Negeri yang memiliki 14 propinsi diantaranya adalah :

1. Pinar Del Rio
2. Ciego De Avila
3. La Habana (Havana)
4. Ciudad De La Habana (Kota Havana)
5. Martanzas
6. Cienfugos
7. Villa Clara
8. Sancti Spriritus
9. Camaguey.
10. Las Tunas
11. Granma
12. Holguin
13. Santiago De Cuba
14. Guantanamo.

Negeri ini telah memiliki sejarah panjang dalam perseteruan dengan Amerika Serikat. Pasalnya setelah perang Spanyol sebagai penjajah Kuba dengan Amerika Serikat pada tahun 1898. Kuba akhirnya mendapatkan Kemerdekaannya pada tanggal 20 Mei 1902, meski dibatasi dengan Amandemen Platt yang memberikan ruang buat Amerika Serikat untuk menancapkan kuku pengaruhnya di Kuba dan mengharuskan Kuba menyewakan propinsi paling bungsu (Teluk Guantanamo) kepada Amerika Serikat untuk dijadikan pangkalan militer. Amandemen Platt sendiri dicabut pada tahun 1934 tapi teluk Guantanamo tetap disewakan.

Sejak Fidel Castro menggulingkan dictator Fulgencio Batista, Kuba tidak mau lagi menerima uang sewa sebesar 4.000 USD pertahun, yang dibayarkan oleh pemerintah Amerika Serikat, hingga kini Castro selalu menuntut Amerika Serikat keluar dari wilayah tersebut. Inilah yang membuat Washington dendam dengan Fidel Castro hingga kini.

C. Kesehatan Di Kuba

Pada tanggal 26 Juli 1953 jauh sebelum Fidel Castro menjabat Perdana Menteri atau Presiden, di Fort Moncada dia menyatakan : “Ada enam masalah yang kita hadapi dan kita harus sesegera mungkin menyelesaikannya secara bertahap” (inilah komitmen awal Castro membangun negerinya), masalah-masalah itu adalah :

1. Masalah Tanah..
2. Industrialisasi.
3. Kesehatan.
4. Pendidikan.
5. Perumahan.
6. Pengangguran.

Komitmen ini sudah jauh tertanam sebelum dia jadi pemimpin. Benar saja, setelah Castro memimpin Kuba, masalah-masalah tersebut perlahan diselesaikan dan bahkan hingga kini hasilnya tampak mengagumkan, seperti :

1. Angka kematian bayi di Kuba hanya 5,8 jiwa per seribu penduduk (Indonesia 40 per seribu penduduk)
2. Angka harapan hidup di negeri ini mencapai 76 tahun (Indonesia 66 tahun).
3. Sampai tahun 2003, Kuba telah memiliki 63.000 orang dokter yang siap melayani 12 juta penduduknya.

Saat topan badai Katrina melanda New Orleans, Castro berencana mengirim 1.500 orang tenaga medis, tapi di tolak karena alasan politis oleh pemerinatah Amerika Serikat.

Hebatnya lagi, masing-masing keluarga di Kuba harus memiliki dokter yang memantau kesehatan para anggota keluarganya, dan itu sudah menjadi kebijakan pemerintah Fidel Castro, penyakit yang sering dijumpai di Kuba hanya : influenza, asma dan kardiovaskuler, sedangkan TBC jarang ditemukan! Adapun pelayanan kesehatan di klinik-klinik dan rumah sakit disediakan oleh pemerintah secara gratis yang tentunya dengan peralatan modern dan canggih.




D. Pendidikan Di Kuba

Faham komunis yang selalu dianggap miring oleh barat, demikian halnya juga dengan Kuba, sosialisme yang menjadi ideologi Kuba telah menaruh kekhawatiran yang panjang bagi Amerika Serikat. Namun demikian sosialisme di Kuba telah menorehkan prestasinya dengan menggratiskan seluruh pendidikan bagi rakyatnya. Slogan-slogan untuk membangkitkan gairah belajar semacam “The people should teach the people” atau “If you know, teach ; if you don’t know, learn!” Slogan ini bertebaran di lahan-lahan pertanian, perkebunan, pabrik-pabrik. Dan di media-media massa Kuba sering tampil kalimat : “Every Cuban a teacher ; every house a school!” Tingkat melek huruf di Kuba terbilang tinggi, sebelum Castro memimpin Kuba, angka buta huruf mencapai 30%, kini angka buta huruf di negeri itu turun sangat menajubkan, yakni 0%!

Pada tingkat sekolah dasar, sebelum pelajaran di mulai mereka biasa mengucapkan “hymne” lisan, “Pioneros pol el communismo. Seremos como el Che” (“komunis sebagai pelopor, kami ingin menjadi Che”)

Sungguh luar biasa negeri komunis miskin di Amerika Tengah ini memiliki komposisi guru yang ideal, yakni setiap 20 orang murid dilayani oleh satu oarng guru, sedangkan di sekolah menengah satu orang guru mengajar 15 orang murid, dan ini sudah dipastikan hubungan guru danmurid berlangsung intensif.

Adalah Ernesto Che Guevara yang asli warga negara Argentina dari kalangan menengah-atas, setelah menyelesaikan pendidikannya di fakultas kedokteran dengan spesialisasi asma dan penyakit lepra ini berkelana dengan menunggang motor besar keliling Amerika Latin, setelah keterlibatannya dalam revolusi Dominika dan Columbia yang gagal itu dia mengasingkan diri ke Meksiko, dan bertemu dengan Fidel Castro yang melarikan diri pula ke Meksiko dari kejaran rezim Fulgencio Batista, setelah gagal melakukan penyerbuan ke barak militer di Fort Moncada. Mereka berdua mengumpulkan kekuatan militer dan belajar strategi perang gerilya oleh Che Guevara.

Kawan seperjuangan Fidel Castro dalam revolusi Kuba ini diangkat sebagai warga negara Kuba sepuluh tahun setelah masa revolusi Kuba , dia sempat menjabat sebagai menteri perindustrian dan terkenal dengan anjurannya : “Seorang guru haruslah berasal dari lulusan universitas, dan harus selalu mendapat pelatihan yang berkualitas dan intens. Bersama orang tua dan pegawai adninistrasi sekolah, mereka bekerja sama menyelesaikan setiap masalah pendidikan” Pendidikan tidak harus bersifat vertikal tapi juga harus bersifat horizontal, hal ini akan mengembangkan sikap kebersamaan, solidaritas sesama rakyat.

Sejak tahun 2000, pemerintah Kuba menggelar program yang dinamakan “University for All” Program ini memberi kesempatan bagi seluruh rakyat Kuba, laki-laki, perempuan, sudah menikah ataupun belum, untuk menempuh pendidikan hingga universitas, tujuannya Kuba ingin menjadi “nation becomes a university” salah satu dari program ini adalah programpendidikan melalui televisi. Bayangkan saja… siaran pendidikan melalui televisi ini diberikan oleh para profesor, pemerintah memberikan jam tayang sebanyak 394 jam siar untuk program pendidikan setiap minggunya, atau senilai 63% dari total jam siar.

Pengamat UNESCO di Santiago : Juan Cassassus, dari The Latin American Laboratory For Evaluation And Quality Education, mengatakan : Prestasi tinggi Kuba adalah buah komitmen pemerintah negara itu terhadap penyelenggaraan pendidikan untuk warganya.
Apapun ideologi yang dianut oleh sebuah negara pastinya menimbulkan pro dan kontra dalam penyelenggaraan sebuah negara, dan ada sebuah pengorbanan, namun demikian yang patut di tiru oleh penyelenggara negara di Republik ini hendaknya dapat memegang teguh serta menjunjung tinggi komitmen dalam memajukan bangsa, serta tidak mudah menggadaikan ideologi bangsa demi kepentingan kantung pribadi dan kelompok. Semoga sosok Fidel Castro ini dapat memberikan inspirasi pada kita semua bagaimana pentingnya memegang teguh komitmen pada rakyatnya.

Jakarta, 26 Desember 2007
Prihandhono

( Memperingati 48 tahun revolusi Kuba 1 Januari 1960 s/d 1 Januari 2008 )
Disadur dari buku : Fidel Castro Melawan
Karangan : Imam Hidayah Usman
Penerbit : Media Kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar