Entri Populer

Minggu, 14 Desember 2008

Djakarta Tempo Doeloe








Pemukiman Baroe Di Djalan Widjaja Kebajoran (gambar atas), setelah sukses dengan pembangunan pemoekiman elite di daerah Menteng (oleh Belanda tahoen 1940an) maka pada tahoen 1950 pemerintah Indonesia jang baroe merdeka itoe membangoen kembali kawasan pemoekiman jang joega terbilang elite, jakni di daerah Kebajoran Baroe (Djalan Widjaja) Tjoema sekarang ini rumah terseboet di atas apakah masih dimilki oleh penghoeni lamanja, ataoekah sudah didjualnja wallahualam bisawab.

Nah…rumah jang bentoek arsitektoernja segi lima itoe soedah pastinja berada di kawasan Djalan Pakubuwono sekarang, walau terlihat masih gersang (karena baroe dibangun) tapi masih tertata dengan apik, pada tampak depannja jang dulu beroepa taman sekarang ini sudah djadi stasioen pompa bensin, kata orang-orang jang sempat mengalami kehidoepan di daerah itoe, si penghoeni roemah kaloe belandja keboetoehan dapoer mereka haroes belandja ke pasar Kebajoran Lama dengan naik delman.
Tjoba kita bandingkan dengan kawasan pemoekiman elite lama (Menteng, dsk) ketika baroe djadi dibangoen, akses djalan jang ada beloem pake aspal, ada kemoengkinan misih pake sirtoe jang diperkeras (gambar atas)

Moengkin ada diantara para pembatja jang dapat mengenali kira-kira di daerah mana sekarang ini tugu djam itoe barada, sjukur-sjukur ada jang simpan itoe djam toegoe biar kita orang jang hidoep di generasi tahoen 60an bisa tahoe dari tahoen berapa djam itoe dibuat, akan lebih oentoeng lagi kaloe bisa tahoe merk djam terseboet.

Adapoen gambar jang ada dibawahnja, penulis malah kebingoengan, moengkin teman-teman ada bisa bantoe kasih keterangan, dari soedoet mana foto itoe diambil…? Kaloe lihat lokasinja itoe adalah djalan perempatan Menteng, saja tjoema mendoega sahaja pastilah foto itoe di ambil dari djalan Keboen Sirih sekarang ini (lampoe merah-setelah djembatan kereta api), sedangkan djalan jang kearah kiri kira-kira itoe sekarang ini adalah djalan jang menoejoe ke arah pasar Senen.
Karena pada tahoen itoe pabrik aspal Pertamina beloem ada, maka terpaksalah pemerintah colonial Belanda dalam membangoen djaringan djalan misih menggoenakan sirtoe, oentoengnja kendaraan jang melintas kebanjakan misih masoek kedalem kategorie sandar garden dibawah 8 ton, sehingga ketika hoedjan toeroenpoen tiada mendjadi betjek ataoe mendjadi roesak, karena aer hoedjan jang toeroen langsoeng meresap kedalam tanah. Achir kata moengkin ada teman-teman jang bisa mendjelaskan, djenis pohon apakah itoe jang ada di depan roemah.

Demikian kisah masa laloe dari wadjah kota Djakarta kita, toelisan ini hadir tjuma sebagai selingan belaka untuk pengisi waktu loeang .

Djakarta, 24 September ‘08
Prie, 2482

Tidak ada komentar:

Posting Komentar