Entri Populer

Minggu, 29 November 2009

Kelebihan-Kelebihan Teknis Dan Non Teknis Dari Bajaj



Kelebihan-kelebihan Teknis Dan Non-Teknis Dari si Orange Bajaj :

1. Mulai dari Bajaj keluaran tahun jebot sampai yang paling mutakhir (kalau ada AC-nya), supirnya tetap aja sama (dia-dia juga, *maaf : mereka adalah mantan tukang becak yang minim pengetahuan lalu-lintasnya).
2. Suara Bajaj yang sangat bising adalah sarana sempurna buat para cowok yang sedang pacaran untuk melancarkan rayuan mautnya kepada sang pasangan, karena dijamin si supir Bajaj sendiri gak bakal denger lantaran sudah terlanjur budeg sejak dia memutuskan memilih profesi sebagai pilot Bajaj.
3. Kemampuan manuver berbeloknya yang bisa sampai 180◦ sangat memudahkan si supir buat cepet-cepet balik arah, tapi bikin gedegh, empet, kesel, enegh para pemakai jalan lainnya.
4. Suara Bajaj yang kelewat keras seringkali bikin ciut nyali para orang tua, dan anak-anak buat nyebrang jalan, sehingga mengurungkan niat mereka buat pergi ke pasar, ngambil uang pensiun di Kantor Pos, dan segala aktivitas mereka lainnya di luar.
5. Suara Bajaj yang sering menyayat hati (tuh Bajaj sudah kelewat tua) mampu mengalahkan suara merdu penyanyi tenar sekaliber Titiek Puspa sekalipun. Ya! Suara mereka tidak akan ada artinya bila mereka nyanyinya di dalam Bajaj.
6. Bajaj segala type dan tahun keluaran adalah jenis kendaraan yang sangat irit energy listriknya, sehingga ketika mereka jalan di malam hari gak perlu pakai lampu yang terang benderang macam mobil-mobil mewah keluaran terbaru. Mereka cukup mengandalkan penerangan kendaraan yang ada didepannya.
7. Bajaj sangat sarat meninggalkan sejuta kenangan manis buat warga Ibu Kota, tapi akan meninggalkan duka yang mendalam buat orang desa yang datang ke Jakarta dan langsung naik Bajaj ke tujuan sanak familinya ketika baru turun dari stasiun Senen, karena badan penumpang yang awalnya sehat itu akan “bergetar hebat” ketika turun dari Bajaj.
8. Bajaj juga dapat membuat orang yang tidak pernah dan jarang Sholat, jarang ke Gereja, ke Pura, Klenteng akan semakin mengenal dan dekat dengan Allah SWT/ Tuhannya dan akan membuat orang-orang alim dan shaleh semakin tawaddu.
9. Cuma Bajaj yang bisa dan boleh bawa ayam, kambing, bebek, sayuran duduk bareng sama penumpangnya, bahkan si pilot sering berbaik hati menawarkan penumpangnya duduk di sebelah sang supir (apalagi penumpang wanita).
10. Hampir semua supir Bajaj punya kemampuan supranatural, dan ini muskil dimilki oleh pengemudi kendaraan lain seperti: pribadi, taksi, bus, bahkan truk sekalipun, yakni kapan dia harus belok Cuma dia dan Tuhannya saja yang tahu.
11. Sekali lagi hanya Bajaj dari keluaran tahun berapapun sajalah yang memiliki rem otomatis, yakni ada di pundak supir Bajaj. Gak percaya !? coba anda ‘tepuk’ pundak dan say ‘bang’ ke sang supir, maka seketika itu juga Bajaj yang anda tumpangi akan berhenti, bisa dengan cara mendadak, atau menggeleser beberapa meter (remnya rada blong).

Kelebihan-kelebihan angkutan moda transportasi rakyat ini baru saja direnungkan dan di tulis oleh : Nasruddin Hore temennya si PH, ketika sedang ribet ngurusin kerjaan rutin.

Jakarta, 30 November 2009
NH temennya PH

Kamis, 13 Agustus 2009

Mimpin Baru Seumur Jagung Sudah Dihabisi



Era tahun 1960an adalah era kebangkitan jati diri bangsa-bangsa di negera dunia ke tiga. Ya! Di era inilah para pemimpin negara-negara dunia ke tiga dengan semangat nasionalismenya masing-masing telah berani menyatakan kata Tidak! Untuk tunduk kepada imperialis barat yang dimotori oleh Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa Barat.

Indonesia punya Presiden Soekarno, sang founding father. Dia dengan tegas-tegas menyatakan perangnya kepada kaum imperialis dan antek-anteknya yang selalu ingin kembali menancapkan pengaruhnya di kawasan Asia. Malaysia sebagai negara yang pada saat itu sama-sama bau kencur dalam hal menghirup kemerdekaan (itupun juga bloeh dikasih) telah merasakan ‘gerah’ dan takut menghadapi kegarangan kebijakan Ganyang Malaysia yang dicanangkan oleh almarhun Soekarno.




Cuba memiliki legenda hidup Sang Idealis Sejati, Fidel Castro dengan tandem perjuangannya Dr. Che Guevara telah membuat frustrasi dan gagal totalnya Amerika Serikat dalam perang di Teluk Babi-Cuba ketika niatnya hendak menjatuhkan sang pemimpin Fidel Castro, bahkan Amerika Serikat telah dibuat malu oleh Castro, yakni Washington diminta mengganti biaya kerugian perang sebesar 53 juta USD dan ini dituruti, atas kegagalan mereka untuk menjatuhkan dan merebut Guantanamo.


























Benua hitam Afrika, tepatnya Kongo memiliki seorang Perdana Menteri yang juga tangguh dalam menghadapi tekanan Amerika Serikat, Ya! Dialah Patrice Emery Lumumba, Perdana Menteri Republik Demokratik Kongo yang telah membuat geram dua utusan gedung putih ketika Patrice Lumumba di undang ke kantor pusat PBB di Washington, karena sikapnya yang tidak mudah ditundukkan untuk mengikuti kemauan Eisenhower.

Penulis tertarik mengangkat tokoh ini, karena perjalanan hidupnya yang tragis justru dia tidak lama berada di puncak karirnya sebaga Perdana Menteri setelah membantu kemerdekaan negerinya dari jarahan Belgia sekutu imperialis Amerika Serikat yang telah menghisap bumi propinsi Katanga yang kaya akan bahan tambang. Profil Patrrice Lumumba penulis angkat karena kisah tragis kematiannya telah diungkap, bahwa ajalnya kematiannya akibat ketidaksenangannya Eisenhower kepada Patrice Lumumba yang terlalu akrab dengan Uni Sovyet. Harian Tempo terbitan tahun 1981 telah mengungkap skenario pembunuhan atas dirinya, yang akan penulis sajikan dibawah ini. Ada baiknya profil singkat sang Perdana Menteri ini diperkenalkan, karena mungkin banyak diantara kita yang belum mengenal tokoh idealis ini :


Patrice Lumumba (2 Juli 1925 – 17 Januari 1961) adalah pemimpin anti-kolonial Afrika dan Perdana Menteri Republik Demokratik Kongo pertama yang dipilih secara demokratis, setelah membantu proses kemerdekaan negara itu dari Belgia pada Juni 1960. Sepuluh minggu kemudian, pemerintahan Lumumba dijatuhkan pada kudeta Krisis Kongo. Ia kemudian dipenjara dan dibunuh secara kontroversial pada Januari 1961.
Namanya pernah dijadikan nama suatu jalan di daerah Gunungsahari, Jakarta, oleh Soekarno sebagai tanda solidaritas negara-negara Asia-Afrika. Namun demikian, pada masa Orde Baru nama jalan ini diganti, karena Patrice Lumumba dianggap beraliran kiri.

Berikut, inilah kisah tragis sang pahlawan Kongo yang sempat memimpin negerinya selama sepuluh minggu, sebelum akhirnya di bunuh oleh Joe From Paris, seorang agen CIA. Simaklah skenarionya dibawah ini :

PERINTAH MEMBUNUH SANG PERDANA MENTERI :

Tokoh Kongo, Patrice Emery Lumumba, kematiannya diliputi misteri. komisi penyelidik as tak juga bisa membongkar dengan pasti keterlibatan cia dalam kasus ini.
POS dinas rahasia Amerika Serikat--CIA-di Leopoldville, ibukota Kongo, menerima kawat. Bunyinya: 'Joe dari Paris' akan datang membawa instruksi khusus untuk sebuah misi yang sangat penting. Pesan yang diterima 19 September 1960 ini dikirimkan sangat rahasia, dan hanya boleh dibaca komandan pos. Seminggu sesudah itu, 'Joe dari Paris' tiba di Leopoldville. Joe misterius itu ternyata seorang ahli bio-kimia yang punya kedudukan sangat pentin di CIA. Ia membawa sebuah kotak racun yang khusus dibuat--cairan berisi virus yang mematikan. Dan racun itu dipersiapkan untuk diri Patrice Lumumba, tokoh Kongo yang dianggap pro-Soviet--kala itu duduk di kursi perdana menteri. 'Joe dari Paris' melengkapi rencana penyingkiran itu dengan menginstruksikan: agar racun itu dicampurkan ke makanan atau odol.

"Perintah ini datang dari puncak,"katanya meyakinkan komandan pos. Yang diaiak bicara bengong. Dalam kepalanya terbayang: Dwight D. Eisenhower, Presiden Amerika Serikat. Bukan cuma si komandan pos. Siapa pun akan terkejut mendengar keterangan semacam itu. Seorang presiden yang terhormat, dari sebuah negara besar yang paling berpengaruh, membuat perintah untuk membunuh ? Kendati sudah jauh berlalu, berita ini tetap saja membuat orang jadi penasaran. Dan memang, buku yang memuat "kejutan" ini, The Congo Cables: from Eisenhower to Kennedy bakal terbit dalam waktu dekat --dan diperkirakan akan laku keras. Buku ini disusun Madeleine G. Kalb. Merupakan lamaran. Penyelidikan Komisi Frank Church yang ditunjuk Kongres Amerika Serikat. Komisi ini sendiri cukup pusing.

Kendati sudah membongkar berbagai dokumen dan mewawancarai sejumlah orang yang diduga terlibat, mereka tak juga bisa menyimpulkan dengan pasti keterlibatan CIA dalam kasus terbunuhnya Lumumba. Tapi komisi toh menyimpulkan, tak bisa disangkal CIA membuat rencana untuk membwnuh Lumumba," tulis lG. Kalb. la menuliskan ikhtisar bukunya di The New York Times Magazine. Ancar-ancar awal rencana pembunuhan itu, yang ditemukan Komisi Church, tercatat: Juli 1960. Waktu itu diselenggarakan pertemuan para pejabat Amerika Serikat dengan para pemimpin 50 negara Afrika yang baru merdeka. Lumumba hadir. Negerinya merdeka 30 Juni 1960. Tinggi, kurus, dengan pandangan yang bersinar di balik kacamatanya, Lumumba dicatat sebagai orang yang pandai pidato dan radikal. Ia disebutkan pula membentuk kabinet "kiri"--dan diduga pernah menerima suap dari Partai Komunis Belgia. CIA memberi tanda merah pada catatan itu. Dua minggu setelah Lumumba pulang, CIA membuka kembali arsip tentang tokoh ini.

Kini dengan perhatian yang jauh lebih besar. Sebab baru saja diterima berita: Lumumba memprotes kegiatan pasukan Belgia--bekas penjajah Kongo--yang belum ditarik. Berita itu jadi terasa lebih penting karena ditambahi catatan kaki: Lumumba meminta bantuan instruktur militer Uni Soviet untuk melawan "agresi imperialis" Belgia. Sebuah pertemuan khusus diselenggarakan di Departemen Luar Negeri AS. Di situ disimpulkan: Lumumba seorang komunis. "Orang ini berbahaya, dan bisa lebih kejam dari Castro," kata Allen W. Dulles, direktur CIA dan adik Menteri Luar Negeri John Foster Dulles. Akhir Juli, ketika Lumumba sekali lagi datang ke AS untuk berbicara dengan Sekjen PBB Dag Hammarskjold, para pejabat AS sekali lagi mencoba mendekati tokoh Afrika ini.

Dua orang pembantu Menteri Luar Negeri, Douglas Dillon dan Christian Herter, datang menemu Lumumba di markas besar PBB. Pendekatan ini gagal. Dalam pembicaraan, yang disebut Douglas Dillon sebagai "setengah jam penuh frustrasi," malah terjadi pertengkaran. Lumumba memaki dua tokoh AS itu sebagai "irasional dan sakit jiwa". "Impresi yang saya dapat," kata Dillon, "sangat, sangat buruk. Kita tak mungkin membuat janji dengan orang ini." 1 Agustus 196 Presiden Eisenhower mengadakan pertemuan dengan Direktorat Keamanan Departemen Luar Negeri. Topik pembicaraannya tak lain Kongo.

Dalam pertemuan itu dibahas kemungkinan jatuhnya basis militer Belgia ke tangan Soviet. Akhirnya diputuskan: AS harus siap setiap waktu dengan operasi militer, mencegah intervensi militer Soviet di Kongo. "Sesudah pertemuan inilah, muncul kemungkinan untuk menyingkirkan Lumumba," kata Douglas Dillon kepada Komisi Church kemudian. "Pentagon diperintahkan untuk menyelenggarakan pertemuan, bersama CIA membentuk sebuah tim khusus untuk misi ini." Namun Dillon belum lagi dapat memastikan, bisakah "penyingkiran" ini diartikan pembunuhan. Sebab di Departemen Luar Negeri dibentuk pula tim yang ditugasi mendekati Lumumba lewat Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Toh usaha Deplu AS menemui kesukaran. Pertengahan Agustus timbul ketegangan antara Kongo dan PBB. Lumumba menuduh Sekjen PBB ditekan negara-negara Barat. Waktu itu, dan Hammarskjold menolak permintaan Lumumba untuk mendesak Belgia menarik mundur pasukannya dari Provinsi Katanga - daerah pertambangan yang masih berada di bawah lindungan pasukan Belgia. Lumumba mengancam kan mengusir pasukan PBB--yang diempatkan di negerinya untuk menengahi persengketaan, akibat Katanga gin berdiri sendiri. Lawrence Devlin, komandan pos CIA di Leopoldville, mengirimkan kawat dengan gambaran keadaan begini: Tokoh-tokoh komunis sudah mengambil alih pemerintahan.
Berbagai kekuatan mulai nampak, antara lain Paromunis dan kelompok-kelompok dan dibentuk orang-orang Soviet. Lumumba dengan gaya komunis telah berhasil membangkitkan rasa anti-Barat." Devlin menilai, keadaan di Kongo, sudah gawat. Ia memperkirakan, dalam waktu tak lama Kongo akan jadi Kuba kedua. Karena itu ia mengusulkan agar - mulai memikirkan kemungkinan mengganti Lumumba dengan seseorang yang pro-Barat, selama itu masih mungkin. Menghadapi perkembangan keadaan ini,
Direktorat Keamanan Deplu AS sekali lagi mengadakan pertemuan. Hadir dalam pertemuan itu: Presiden Eisenhower, Direktur CIA Allen W. Dulles dan kepala CIA divisi Afrika.

Douglas Dillon--yang kemudian ditunjuk mengepalai proyek Kongo-menjelaskan laporan Devlin dan menekankan, bila pasukan PBB diusir dari Kongo, besar kemungkinan pasukan Soviet akan masuk. Presiden Eisenhower kemudian mengambil keputusan. "Kita harus mempertahankan pasukan PBB di Kongo, kalau perlu menambahnya dengan pasukan dari Eropa, sekalipun ini bisa jadi alasan bagi Soviet untuk membuka peperangan," katanya. KEPUTUSAN Eisenhower ini dibawa ke markas PB. Namun, Dag Hammarskjold dan Henry Cabot Lodge--duta besar AS di PBB--menolak jalan keras AS. Mereka bahkan menyebutkan, PBB tak mungkin mempertahankan pasukannya bila pemerintah Kongo menolak. Eisenhower naik pitam mendengar tanggapan Hammarskjold dan Lodge. la menyebutkan Lodge salah menilai. Menurut Eisenhower, tak ada indikasi Kongo menolak kehadirari pasukan PBB. Masalah di Kongo, menurut presiden AS itu, terletak pada Lumuba yang didorong-dorong Soviet.

Di saat inilah konon Eisenhower mengajukan kemungkinan untuk "menghabisi" Lumumba, kendati tak satu pun kata yang diucapkan sang presiden segera bisa diasosiasikan dengan "membunuh ". Robert H. Johnson, seorang staf Deplu yang kebetulan ikut hadir dalam pertemuan itu memberi kesaksiannya --di bawah sumpah--kepada Komisi Church. "Presiden waktu itu menyebutkan sebuah kata, yang tak saya ingat lagi apa namun membangun asosiasi 'membunuh' pada saya," katanya. "Saya ingat betul perasaan saya waktu itu, saya sangat terkejut," kata staf Deplu itu lagi. Johnson mengakui, di saat itu ia mencoba juga memberi tafsiran lain terhadap kata-kata Presiden Eisenhower, dan memang mungkin.

Waktu itu saya sudah pikir-pikir, mungkin yang dimaksud Eisenhower adalah aksi politik," katanya. Tapi sebegitu jauh Johnson menjelaskan, itu tak dimasalahkannya benar. Sebab ia tahu, untuk perintah-perintah macam itu eufemisme senantiasa ada. Namun Dillon sendiri yang menerima langsung instruksi presiden, beranggapan tak satu pun kata yang diucapkan presiden yang bisa dihubungkan dengan pembunuhan. "Eisenhower waktu itu mengatakan: 'Kita harus berikhtiar sebisanya untuk terlepas dari orang itu.' Saya tidak melihat ini bisa diartikan sebagai perintah untuk membunuh," katanya.

Allen W. Dulles, direktur CIA yang mendapat tugas menjalankan operasi Kongo, tak sempat bisa didengar kesaksiannya. Ia sudah meninggal. Tapi menurut keterangan Dillon, direktur CIA itu tak sampai bertanya-tanya apa yang dimaksudkan presiden. "Dalam hal-hal semacam itu seorang direktur CIA tahu, dia mendapat wewenarg penuh untuk menempuh jalan apa pun," kata Dillon pada Komisi Church. Ia pun menjelaskan, bahwa seorang direktur CIA juga tahu, nama presiden senantiasa dicegah keterlibatannya dalam operasi-operasi gelap.

"Dulles tahu, dialah yang akan bertanggung jawab atas operasi apa pun yang akan dijalankan terhadap Lumumba, baik sebagai pribadi ataupun sebagai direktur ClA. Itu kewajibannya," katanya. Dan Dulles memang segera mengambil tindakan. Sehari sesudah Eisenhower marah-marah, Richard Bisell-kepala bagian operasi gelap CIA-mengirim kawat rahasia ke pos CIA di Leopoldville. lsinya menginstruksikan Lawrence Devlin untuk sebisanya mencari kelompk pengganti Lumumba, dan menggsok untuk mau merebut kekuasaan. Dua hari kemudian Devlin mengirim balasan, menjelaskan, kelompok anti-Lumumba sebenarnya sudah terhimpun. Namun kelompok itu gagalmembunuh Lumumba karena Presiden Kongo Joseph Kasavubu menolak main keras.Malahan Presiden Kongo itu berpendapat, tak ada tokoh yang lebih cemerlang daripada Lumumba di Kongo.

Di saat yang sama sejumlah informasi masuk. Kedutaan Amerika di Leopoldville melaporkan, 100 ahli teknik Soviet dan Cekoslowakia telah tiba di Kongo. Henry Cabot Lodge dari markas PBB juga mengirimkan berita, PBB mengkhawatirkan ada sejumlah senjata dimasukkan secara gelap ke Kongo. Bukan cuma itu, Kedutaan Besar AS di Athena mengirimkan laporan, sejumlah pesawat cargo yang membawa makanan dengan tujuan Kongo minta iin melewati wilayah Yunani. Diduga keras pesawat ini membawa juga senjata. Dan yang paling mengkhawatirkan AS, Lumumba memerintahkan pasukan Kongo untuk bergerak ke selatan menuju Katanga.

Perkembangan terakhir ini menimbulkan kepanikan di Deplu AS, yang lalu merambat ke Gedung Putih. 25 Agustus, Gordon Gray, pembantu khusus presiden untuk bidang keamanan, untuk kesekian kalinya menyelenggarakan pertemuan. Dalam pertemuan itu usaha menyingkirkan Lumumba lewat jalan politik dinilai kurang efektif. Cara itu hendaknya diganti dengan cara yang lebih keras yang makan waktu tidak lama. Kepada Komisi Church, Richard Bisell mengaku mendapat instruksi dari presiden lewat Gordon Gray. Dalam instruksi itu dikatakan, penggeseran Lumumba "bisa lebih agresif". Untuk itu Bisell mendapat wewenang lebih besar lagi. Ia mendapat dana khusus dan diperbolehkan mengambil keputusan tanpa konsultasi. Tentu saja, otomatis, Bisell menafsirkan instruksi ini berarti pula: "bunuh kalau perlu". Bisell lalu menghubungi Sidney Gottlieb, ahli biokimia yang jadi pembantunya. Kepada Gottlieb dikatakannya, ia mendapat instruksi dari pimpinan tertinggi untuk menyingkirkan Lumumba. Gottlieb kemudian membuat semacam racun yang berisi virus--biasanya ditemukan di Afrika--yang mematikan.

Untuk menunjukkan bagaimana racun ini harus digunakan, Gottlieb lalu diutus ke Leopoldivlle dengan nama 'Joe dari Paris'. TAPI di saat itu keadaan di Kongo tiba-tiba berubah. Lumumba dipecat Presiden Joseph Kasavubu karena operasi militernya mengakibatkan ribuan penduduk sipil tewas. Bukan cuma itu, Lumumba juga mendapat kecaman karena ia ternyata menggunakan senjata dan kendaraan-kendaraan militer buatan Soviet. Dalam keadaan kisruh itu, Devlin berhasil mendekati Kolonel Mobutu-orang kedua dalam angkatan perang Kongo--untuk merebut kekuasaan. Berhasil. Mobutu lalu memecat semua anggota kabinet "kiri", juga rnengusir diplomat dan instruktur militer Soviet dan Cekoslowakia yang ada di Kongo. Kolonel itu kemudian jadi sangat berpengaruh. Devlin menilainya sebagai rezim yang stabil. Memang, Mobutu berkuasa sampai sekarang, ia menjadi presiden dengan nama Mobutu Sese Seko. Kongo, 1971, digantinya jadi Zaire.

Namun, Devlin masih khawatir. Ia rnengirim pesan ke Washington, untuk sementara kekuatan cadangan masih harus disiapkan. Devlin menilai Lumumba masih bisa kembali berkuasa. Dulles setuju. Proyek racun Bisell yang tertunda lalu dilanjutkan, dan Gottlieb pun berangkat ke Leopoldville. Di samping itu dipersiapkan pula pasukan khusus yang direncanakan akan diselipkan di antara pasukan PBB. Merasa masih juga kurang, Dulles rnenyiapkan sejumlah penembak-penembak tepat yang diperlengkapi senjata khusus: senapan dengan peredam dan teleskop paling modern. Tapi Devlin toh kaget ketika menerima Gottlieb. "Rasanya saya tak pernah mengabari Washington, bahwa Lumumba adalah orang yang bisa menimbulkan pecahnya Perang Dunia III. Menurut saya tak mungkin perang itu akan pecah cuma gara-gara seseorang bertingkah laku aneh. Saya menilai Lumumba sebagai orang yang bisa menyulitkan kedudukan AS di Kongo. Tak lebih dari itu," kata Devlin, memberi kesaksiannya kepada Komisi Church. Lewat dua bulan sesudah kedatangan Gottlieb di Kongo, proyek racunnya dinyatakan gagal. Devlin tak bisa menemukan cara untuk mengirimkan racun Gottlieb kepada Lumumba. Dan dalam jangka waktu itu, virbs itu telah rusak karena tidak disimpan di tempat khusus. Gottlieb kembali ke Amerika Serikat, 5 Oktober, setelah membuang racunnya di Sungai Kongo. Misi Gottlieb yang gagal kemudian digantikan misi kedua, yang sudah disiapkan sebagai cadangan.

Sejumlah pasukan khusus dan penembak-penembak mahir dikirim ke Leopoldville. Bersama misi kedua ini Bisell mengutus Justin O'Donnell, seorang agen.senior ClA. O'Donnell mendapat instruksi untuk "menyingkirkan" Lumumba dengan cara apa pun. O'Donnel sendiri tak bisa memastikan apa instruksi itu berarti pula wewenang untuk membunuh. Tapi ini tak sampai ditanyakannya, karena ia mengalukan rencana yang tidak menyertakan pembunuhan. Saya akan menyiasati Lumumba, menangkapnya dan menyerahkannya kepada pemerintah Kongo untuk diadili," kata O'Donnell pada Kmisi Church, mengisahkan pengalamannya. Tapi O'Donnell tak sempat menangkap Lumumba. Lumumba menghilang dari Leopoldville sejak 27 November, setelah PBB mengumumkan delegasi Kasavubu menang dalam pemungutan suara. Lumumba lari ke Stanleyville, 180 kilometer di sebelah timur Leopoldville, basis kekuatannya sejak lama. Tapi dalam pelarian itu ia tertangkap, kemudian dipenjarakan di Thysville. Namun 13 Januari 1961 timbul keributan di Thysville.

Pasukan garnisun, Thysville yang ditugaskan menahan Lumumba minta upah tambahan pada Mobutu. Dengan ancaman: bukan sekedar melepaskan Lumumba, tapi mengembalikannya ke puncak kekuasaan. Tiga hari sesudah keributan di Thysville, Mobutu memindahkan Lumumba ke penjara Elizabethville, ibukota Provinsi Katanga yang dipimpin Moise Tshombe--musuh Lumumba sejak lama. Untuk terakhir kalinya Lumumba terlihat turun dari pesawat terbang, terikat, disepak dan dipukuli tentara Katanga, kemudian dilemparkan ke dalam jeep. Sesudah itu tak seorang pun tahu di mana Lumumba. 13 Februari, garnisun Katanga mengumumkan Lumumba melarikan diri ke hutan, dan kemungkinan besar telah dibunuh orang-orang primitif yang bermukim di hutan. Tapi tak seorang pun percaya pada pengumuman itu.
Konon Lumumba mati dibunuh tentara bayaran Belgia dan tentara Katanga, 17 Januari--hari kedatangannya di Elisabethville--atas perintah Moise Tshombe. Dengan demikian nampaknya AS tak terlibat dalam kasus pembunuhan Lumumba. Tapi ada pendapat, bahwa AS terlibat dalam kasus itu karena menghasut penguasa-penguasa baru di Kongo agar membunuh Lumumba. Hubungan ini dijalin lewat kedutaan, hingga agen-agen CIA tak begitu mengetahuinya, juga Devlin. Konon ini kemudian menjadi proyek tingkat atas. Memang, tak ada bukti-bukti yang pasti.

Lepas dari ketiga tokoh tersebut di atas yang dianggap pro komunis yang sudah mati itu, penulis tidak hendak mengungkap pandangan politiknya yang ke kiri-kirian sehingga menuai kebencian dari negara-negara yang berpaham demokratis dan sekular yang ternyata juga tidak menjamin kesejahteraan buat rakyatnya, akan tetapi penulis hanya mengangkat sisi patriotisme dan idealismenya untuk membangun jati diri bangsa yang bebas dari pengaruh tekanan pihak luar.

Jakarta, 13 Agustus 2009
Prihandhono

Rabu, 15 Juli 2009

Dahsyatnya Shalat Tahajud


Saudaraku, dikesempatan ini saya hanya ingin berbagi sedikit cerita tentang kedahsyatan dari bermesraan dengan Allah SWT hanya dengan melaksanakan qiyam lail (sholat malam) di sepertiga malam. Bayangkan saja, betapa dahsyatnya kasih sayang dan rahmat Allah SWT ketika kita bisa meluangkan waktu hanya sepertiga malam dari seluruh aktivitas harian yang kita jalankan. Ya…! Allah hanya butuh sedikit waktu dari kita. Allah meminta kita agar dapat bermesraan dengan-Nya, semata agar segala uneg-uneg dan beban hidup bisa kita curahkan dengan fokus kepada Sang Pemilik jiwa ini, sementara bila di siang hari semua insan dapat melakukannya sehingga “jalur komunikasi” itu menjadi penuh. Sesungguhnya Allah sangat menyenangi kepada ummat-Nya yang memohon dalam sholat malamnya (tahajjud) itu dengan meratap sendu bahkan tidak jarang dengan linangan air mata.

Saudaraku, dibawah ini saya ambilkan kisah seorang guru sebuah pesantren di Bogor yang begitu konsistennya tiap malam “nge-date” dan bermesraan dengan Allah. Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi buat kita semua.

Pak Hasbi, adalah seorang guru yang mengajar di sebuah pesantren di salah satu Kabupaten Bogor. Meski di usia yang relative masih muda, dia telah memiliki banyak pengalaman hidup, baik yang manis maupun pahit. Pengabdiannya yang besar pada sebuah lembaga pendidikan sebagai tanda syukurnya kepada yang Mahakuasa. Dia jadikan pengalaman hidupnya sebagai guru yang terbaik.

Anak-anak didiknya kerap memanggil akrab pak Hasbi. Dia sangat disenangi oleh siapa pun, bahkan rekan-rekan mengajarnya pun merasa senang dan terbantu dengan kehadirannya. Selain kecerdasannya dalam menguasai mata pelajaran, keramahannya juga menjadi cirri khas di antara guru lain.

Sejak beberapa tahun terakhir, rekan-rekan Pak Hasbi merasakan ada perbedaan dari sikap keseharian Pak Hasbi di lingkungan pesantren. Mulai dari cara berbicara, berpakaian, sampai beribadah. Perubahan yang menonjol adalah ibadah shalat sunnahnya.

Kebiasaan bangun malam menjadi cirri khas Pak Hasbi saat itu. Dia sudah kegandrungan shalat tahajud dalam beberapa tahun terakhir ini. Bangun pada pukul 03.00 dini hari hingga menjelang fajar adalah waktu dia memulai mengerjakan shalat tahajudnya. Mungkin pada sebagian orang, waktu ituadalah waktu yang sangat nikmat jika dipergunakan untuk tidur.

Shalat tahajud ini sepertinya “wajib” bagi Pak Hasbi dan terkadang isteri pun menemaninya dengan setia. Pasangan suami-isteri itu semakin akrab dengan shalat tahajud.

“Pak, mudah2an Allah memberikan taufik-Nya dan kita semakin istiqomah dengan cara seperti ini”, ungkap sang isteri kepada Pak Hasbi sambil sesekali mengelus perutnya yang kian membesar.

Sang isteri kerap mendengar suaminya menangis tersedu-sedu di tengah-tengah do’anya. Rasa haru diiringi do’a sering terdengar di telinga isterinya. Pak Hasbi mengungkapkan seluruh kelemahan dan keinginannya di hadapan Allah SWT. “Kenapa harus seperti itu sih Pak, ketika berdo’a ?” tanya sang isteri seusai shalat.

“Selain agar permohonan kita mudah dikabulkan, juga kalau dengan perasaan haru dan merinding, paling tidak akan jadi ciri do’a yang sungguh-sungguh, Bu, “jawab Pak Hasbi sekenanya.

Pak Hasbi melaksanakan ini semua benar-benar didasari dengan rasa ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT. Baginya, keikhlasan adalah awal dari segala bentuk perbuatan dan ibadah agar bisa di ridhoi oleh-Nya. Tidak hanya itu, dosa syirik kecil selalu dijauhinya, termasuk sikap dan sifat riya, yang termasuk dosa syirik kecil, karena khawatir rasa ikhlas dalam ibadahnya akan ternodai.

Sang isteri yang sedang hamil tua selalu menjadi penghibur dirinya. Dalam keadaan perut membesar, sang isteri tidak pernah menyurutkan semangat Pak Hasbi untuk menghentikan shalat tahajudnya, bahkan dia semakin meningkatkan keakrabannya kepada Allah SWT. Selain itu, harapan yang selalu dilantunkannya setiap malam adalah agar dapat memberikan sikap istiqomah juga diberikan kemudahan kelak ketika isterinya melahirkan.

Beberapa hari kemudian, benar juga dugaan Pak Hasbi kalau sebentar lagi isterinya akan segera melahirkan. Si isteri sudah mulai merasakan mulas dan mengelus-ngelus perutnya. Perutnya terus dipeganginya sambil memanggil-manggil sang suami. “Pak, Pak! Aku sudah gak tahan lagi mau melahirkan, nih !” ucap sang isteri sambil merintih menahan sakit. Pak Hasbi seketika langsung memegangi isterinya dan meminta tolong rekan-rekan gurunya untuk sesegera mungkin membawa isterinya ke bidan.

Dalam perjalanan ke bidan, Pak Hasbi selalu berdo’a bagi isterinya agar diberikan kekuatan dan kemudahan dalam melahirkan. Sesampainya di balai pengobatan, bidan langsung membawa isterinya ke ruangan persalinan. Sementara isterinya berjuang antara hidup dan mati maka Pak Hasbi pun menunggu dengan penuh rasa cemas, tidak berapa lama Pak Hasbi di panggil oleh bidan.

“Maaf, Pak. Sepertinya keadaan isteri Bapak harus dibawa ke rumah sakit yang lebih lengkap peralatannya”, ujar sang bidan menganjurkan. “Memang ada apa harus di bawa ke rumah sakit, Bu?” Tanya Pak Hasbi penasaran. “Isteri Bapak harus melahirkan dengan cara Caesar!” jawab si bidan.

Hampir tak percaya dengan ucapan yang baru saja didengarnya. Tiba-tiba,pikirannya segera dibuyarkan dengan tepukan di bahunya dari belakang oleh Pak Dindin rekan mengajarnya.

“Sudahlah, Pak Hasbi harus bersabar dan harus segera membawa isteri Bapak ke rumah sakit. Jangan sampai terlambat,” ujar Pak Dindin menasehati.

Tanpa pikir panjang lagi, Pak Hasbi dan Pak Dindin membawa Ibu Aminah (nama isteri Pak Hasbi) ke rumah sakit. Sambil menunggu di ruangan rumah sakit, tampak wajah Pak Hasbi penuh dengan pikiran yang membuat penampilannya bertambah lusuh. Perasaan cemas dan penuh harap semakin memenuhi pikirannya tatkala mendengar suara rintihan sang isteri dari kamar persalinan.

Tangisan seorang bayi telah membuyarkan pikiran Pak Hasbi dan membuat Pak Hasbi kegirangan. Saat itu hatinya dibuat gembira dengan suara tangisan sang bayi dan segera mengucapkan syukur kepada Allah SWT sambil sujud syukur. Namun, perasaan itu hanya sekilas menghampiri dalam hatinya. Kembali wajahnya mulai diselimuti kebingungan dan kecemasan. “Ada apa, Pak Hasbi?” Tanya Pak Dindin, “Bukannya anakmu telah lahir dengan selamat?” tambahnya lagi.

Tidak sepatah kata pun keluar dari mulut Pak Hasbi yang terdiam seribu bahasa. Rupanya, Pak Hasbi sedang dirundung masalah keuangan. Dia bingung dari mana mendapatkan yang banyak untuk membayar persalinan isterinya. Padahal, isterinya melahirkan dengan cara Caesar yang tidak sedikit biayanya.

“Aku bingung harus bayar dari mana biaya persalinan ini, Pak Dindin,” ucapnya mengadu. “Sudahlah, Allah Mahatahu. Yang terpenting isterimu dapat melahirkan dengan selamat,” jawabnya menghibur.

Tibia-tiba, obrolan mereka dipecahkan oleh kahadiran seseorang yang datang tanpa diketahui dari mana datangnya. Anehnya, orang tersebut siap menanggung biaya persalinan isteri Pak Hasbi. Pak Hasbi sendiri tidak pernah mengenal sebelumnya laki-laki misterius itu.

Sekali lagi, dengan mengucapkan hamdallah, Pak Hasbi semakin yakin akan pertolongan Allah SWT bagi orang-orang yang selalu memohon kepada-Nya. Cukup baginya dengan pengalaman itu, segala yang terjadi di dunia sudah pasti atas skenario Allah SWT. Manusia hanya di tuntut untuk berdo’a dan berusaha. Pak Hasbi dan isterinya sedang bergembira dengan kelahiran puterinya. Mereka sangat mensyukuri semua yang terjadi.

Sumber : 10 Kesaksian Pengamal Tahajud – Hendri Kusuma Wahyudi, Lc
Penerbit : Qultum Media
Kontributor : Poppy Lidya

Selasa, 09 Juni 2009

Penghuni Gua



Sangat menarik ketika mencoba mencermati Surah Al Kahfi (18) (Penghuni Gua), khususnya pada Ayat 63 – 78. Pada surah ini adalah tak lain adalah bentuk dari teguran Allah SWT kepada Nabi Musa. As ketika secara tersirat Nabi Musa sedikit tinggi hati ketika berdiri dihadapan khalayak Bani Israil, seperti apa yang Baginda Nabi Muhammad SAW sabdakan berikut ini :



“Sesungguhnya, pada suati hari, Nabi Musa berdiri di depan kaum Bani Israil, lalu beliau ditanya, “Siapakah orang yang paling berilmu?” Jawab Nabi Musa, “Aku.” Ketika ditanya, “Adakah orang-orang yang lebih berilmu dari Anda?” Nabi Musa Menjawab, “Tidak ada.” Lalu Allah SWT menegur Nabi Musa dengan firman-Nya, “Sesungguhnya, di sisi-Ku ada seorang hamba yang berada di pertemuan dua lautan dan dia lebih berilmu daripada kamu.”


Lantas, Nabi Musa pun bertanya, “Allah, di manakah aku dapat menemuinya?” Allah pun berfirman, “Bawalah bersama-sama kamu seekor ikan dalam keranjang. Sekiranya ikan itu hilang, di situlah kamu akan bertemu dengan hamba-Ku itu”



Selanjutanya Al Qur’an sendiri mengatakan dalam Surah Al-Kahfi (18). Ayat 63-78 bagaimana Perjalanan Nabi Musa untuk menemui hamba Allah (Nabi Khidir) yang shaleh untuk berguru kepadanya :



63. Muridnya menjawab: Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali. (QS. 18:63)



64. Musa berkata: Itulah (tempat) yang kita cari. Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. (QS. 18:64)

65. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. (QS. 18:65)

66. Musa berkata kepada Khidhr: Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu (QS. 18:66)



67. Dia menjawab: Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. (QS. 18:67)

68. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu (QS. 18:68)

69. Musa berkata: Insya Allah kamu akan mendapatkanku sebagai seorang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun. (QS. 18:69)



70. Dia berkata: Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tetang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu. (QS. 18:70)



71. Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidihr melobanginya. Musa berkata: Mengapa kamu melobangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat kesalahan yang besar. (QS. 18:71)

72. Dia (Khidihr) berkata: Bukankah aku telah berkata: Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku (QS. 18:72)



73. Musa berkata: Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku. (QS. 18:73)



74. Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidihr membunuhnya. Musa berkata: Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar. (QS. 18:74)

75. Khidhr berkata: Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku (QS. 18:75)



76. Musa berkata: Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku. (QS. 18:76)



77. Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu. (QS. 18:77)



78. Khidihr berkata: Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. (QS. 18:78)

Selama di utus oleh Allah SWT, untuk berguru kepada Nabi Khidir rupanya Nabi Musa As tidak dapat menahan kesabaran melihat betapa anomalinya perbuatan Nabi Khidir menurut pandangan normal Nabi Musa. As yang sesungguhnya dia tidak mengetahui apa maksud yang sebenarnya dari perbuatan Nabi Khidir tersebut. Maka tibalah saatnya mereka berpisah, dan sebelum berpisah Nabi Khidir menerangkan kepada Nabi Musa. As maksud dari semua perbuatannya itu, seperti yang dikatakan dalam Al Qur’an Surah Al Kahfi (18), Ayat 79 – 82 sebagai berikut :



79. Adapun bahtera itu kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena dihadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. (QS. 18:79)



80. Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mumin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. (QS. 18:80)



81. Dan kami menghendaki, supaya Rabb mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anak itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya). (QS. 18:81)



82. Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Rabbmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanan itu, sebagai rahmat dari Rabbmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. (QS. 18:82)



Catatan :

Menurut saya banyak hikmah yang dapat dipetik dari tulisan di atas kepada kita semua yang mengaku beriman hendaknya dapat :

1. Bila seseorang sudah bisa rajin menghadiri majelis taklim ke berbagai tempat, bahkan sudah bisa mengajak saudaranya yang lain untuk berbuat kebaikan, hendaknya dia juga bisa menjaga lisannya untuk tidak membuat ghibbah, dan hendaknya pula dia bisa menjaga keingintahuannya lebih dalam terhadap situasi anomaly dilingkungannya, karena sesungguhnya dia tidak pernah tahu apa yang diperbuat oleh orang lain, akan tetapi ketika dia sudah mulai berani memperbincangkannya tanpa tahu kondisi lebih dalam, maka dikhawatirkan bila tidak benar akan menjadi fitnah.

2. Bersikap sabarlah ketika melihat sesuatu yang dianggapnya diluar batas pengetahuannya dengan tidak gegabah menjustifikasi perbuatan saudaranya adalah salah sebelum dirinya mengetahui lebih jauh dengan bertanya kepada saudaranya itu, tentunya bukan dengan pertanyaan yang bersifat menghakimi. Ketika hal ini terjadi, maka tengoklah diri sendiri, sudah benarkah diri ini ? dan sudah layakkah diri ini menjadi suri tauladan buat orang lain ?

Semoga artikel yang saya kutip dari Republika on line (Ahad, 7 Juni 09), dan Al qu’ran ini sedikit banyak dapat membawa manfaat buat semua.


Kaimuki,

Greatangel

Selasa, 17 Maret 2009

Naif Sekali...




Hari ini matahari bersinar begitu lembutnya menerpa wajahku ketika aku bersiap hendak mengawali rutinitas kerja. Ya! Aktivitas ini begitu menyenangkan karena aku dapat berkreativitas dalam bekerja dan berinteraksi deangan relasi dan rekan kerja di daerah melalui fasilitas internet, sekaligus dapat terus bersilahturahmi dengan tetangga, kawan sekolah, kuliah, saudara di media fesbuk yang kini mulai menggila demamnya.

Sempat terpikir ketika aku dalam perjalanan menuju kantor, bahwa bumi yang semakin tua ini telah membuat warganya juga begitu komplek dalam menjalani hidupnya. Banyak karakter manusia yang semakin aneh, baik dalam bersikap, bertutur kata, bertingkah laku terhadap teman, saudara, tetangga, bahkan dengan orang yang dikasihi sekalipun, apalagi dengan orang yang bekas dikasihinya.

Sebuah pemikiran yang sangat naïf dalam diri ini yang pada awalnya berpendapat bahwa sejalan dengan perkembangan jaman dengan segala kemajuannya, tentulah mereka semakin taqwa kepada Sang Maha Pencipta, karena kemajuan yang dirasakannya dan dinikmatinya ini karena berkat ridhoNya semata yang telah menganugerahkan kepandaian dalam berfikir sehingga mampu berkarya dan meraih apa yang di cita-citakannya, dan kemakmuran hidupnya pun menjadi lebih baik. Rupanya begitu keliru pemikiran lugu yang timbul dalam benak diriku yang tidak tahu apa-apa ini, karena kepandaian, kecerdasan dalam berfikir, kekayaan materi, kedalaman ilmu baik ilmu dunia maupun agama yang dikuasainya, tidak serta merta membuat seseorang menjadi lebih istiqomah, tawaddu dan taqwa kepada Sang Pemilik Kehidupan ini.

Itulah manusia, yang berada di puncak kekuasaan maunya ingin terus berada di atas dan terus berkuasa, terkadang jalan yang ditempuh pun berbagai cara, dari yang halus dan elegan bahkan ada yang sampai harus melenyapkan lawan-lawan politiknya. Sementara tujuan utama untuk mensejahterakan rakyatnya bukan lagi jadi prioritas utama.

Tumpukkan harta yang berlimpah selain sebagai bukti dari symbol status di masyarakat sekitarnya, juga seseorang dapat berlaku semaunya, karena mereka berprinsip uang dan harta yang mereka miliki bisa membeli segalanya. Dilingkungan pertemanan dia bisa mempengaruhi orang-orang disekitarnya agar mau menuruti kemauannya. Lisannya seraya bertuah dan bisa berucap seenaknya tanpa mau lagi melihat perasaan saudaranya yang lain.

Sudah begitu kompleks rupanya kehidupan di dunia ini, sampai-sampai masih ada saja pihak-pihak yang tidak puas dengan jalannya pemerintahan. Ada saja yang selalu dikritisi tanpa mau memberikan kontribusi, atau minimal mendukung kebijakan pemerintah yang sedang berjalan. Repotnya ya… begini kalau rakyatnya sudah terbiasa mengkonsumsi mie instan, maka semuanya juga mau serba instan. Mereka gak menyadari bahwa Negara-negara maju dan mapan itu membangun negerinya, baik pembangunan mental bangsa, berdemokrasi, dan pembangunan fisiknya butuh waktu yang panjang. Lebih mirisnya adalah Negara ini dan aparat pemerintahnya yang di caci maki itu pada kenyataannya orang-orang yang tidak puas tersebut justru mengais rejeki untuk menghidupi keluarganya dari negeri ini. Masya Allah…!!! Kenapa jadi sulit sekali untuk bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah diberikanNya ? Siapapun yang memimpin negeri ini kalau tidak didukung sama rakyatnya ya kapan majunya negeri ini, dan siapapun pasti akan mendapatkan tantangan yang berat dalam membangun bangsa yang besar ini.

Sementara mereka ada pula yang membentuk kelompok eksklusif di bidang keagamaan, mereka akan memandang rendah bila melihat orang-orang yang belum memakai ghamis, apakah memang itu ukuran untuk mendapatkan tiket ke syurganya Allah ? Bukankah mereka seharusnya mau mengajari dengan baik kepada jamaah lainnya, tidak tinggi hati karena kedalaman ilmu agamanya serta tidak memberi jarak dengan sesama saudara muslim lainnya.

Lebih gak habis pikir lagi ada sebagian orang yang begitu teguhnya mengimani dan bersikap seperti dalam pepatah : “ biar miskin asal kesohor” ke sohor sombongnya kah ? sehingga enggan bangkit dari keterpurukan. Bisa jadi dengan berlaku sombong dimana kata-katanya yang selalu berubah-ubah dan tidak dapat dijadikan pegangan, serta lisan yang sangat menyakitkan bila bertutur kata, semata karena ingin membuat sakit hati orang-orang yang dia musuhinya. Sungguh sangat menyedihkan orang-orang seperti ini, hatinya telah mengeras! Dia tidak sadar bahwa dendam kesumatnya itu tidak membawa manfaat apa-apa buat dirinya, kecuali hatinya yang semakin sempit dan jauh dari ridho Allah, karena kecenderungan sikap dan lidahnya yang senantiasa dipergunakan untuk mendzalimi orang terdekatnya yang kini dia jadikan musuh abadinya. Yaa Allah… apakah dia pikir kelak bila Engkau memanggilnya, apakah jasadnya dapat berjalan sendiri ke liang lahat, apakah dia dapat mengurusi jasadnya sendiri tanpa bantuan orang lain ?

Semoga hati ini selalu Engkau jaga dengan sikap ikhlas dalam menerima ujian Mu, berikanlah selalu kesehatan jiwa dan raga ini Yaa Rabb…agar aku bisa menjadi orang yang pandai bersyukur atas segala nikmat yang engkau berikan, serta waktu yang lebih banyak untuk selalu memuji Mu.

Jakarta, 18 Maret 2009

Bintaro – Kebon Jeruk,

Asprima

Senin, 09 Maret 2009

"BAJU ITU BUKAN MILIKKU"



Seringkali aku tidak sadar untuk selalu menggunakan kekuasaanku secara tidak proporsional terhadap orang-orang yang berada di sekitarku, bahkan kepada rakyat aku kerap melampaui batas wewenangku sebagai seorang pemimpin. Hak-hak mereka telah aku abaikan, bahkan terhadap lawan-lawan politikku mereka aku singkirkan dengan cara-cara yang keji, bahkan hingga anak cucu mereka hak untuk berkarya dan mendapatkan rezeki di negeri ini telah dengan sengaja aku hambat, semata karena sikap paranoidku yang tidak beralasan.

Aku kerap begitu menikmati posisi jabatanku yang sekarang ini, jabatan ini telah membawaku menikmati kemajuan Negara lain, bahkan hasil dari penempatanku telah membuatku berhasil mengumpulkan pundi-pundi dan menambah lebih banyak lagi property di tanah air. Aku kini menjadi lebih selektif terhadap orang-orang di sekitarku, yang tidak sepadan denganku aku , karena menjadi risih berdekatan dengannya, dan aku berpikir : “mereka berada didekatku hanya untuk meminta apa yang telah kumiliki”

Kecerdasanku serta kemampuan bilingualku yang di atas rata-rata telah membuatku menguasai berbagai macam di siplin ilmu dunia, aku begitu mudah memahami suatu pengetahuan yang baru saja aku dapatkan. Kemampuan otak yang kumiliki ini membuatku menjadi super diantara orang-orang yang berada di sekelilingku, dan aku tidak akan menerima pendapat atau pemikiran orang lain yang tidak sepadan denganku dan hal ini aku anggap akan menghabiskan energiku saja! Bahkan aku akan senang bila orang-orang disekelilingku mengernyitkan dahinya ketika aku mengeluarkan jurus maut bilingualku, aku gak perduli lagi apakah mereka mengerti atau tidak, yang penting adalah bahasa telah menunjukkan gengsi bukan lagi bangsa!

Koleksi mobil mewah serta motor besar nan mahal, menghiasi garasiku yang setara dengan rumah type 70 telah membuatku begitu menikmatinya. “Ya! Aku bisa melajukan mobil atau motor besarku dengan gagahnya di jalan umum tanpa aku perdulikan kepentingan pengendara lain dan ambulan, yang meminta jalan kepadaku karena kepentingannya lebih mendesak dari diriku. Aku menjad paling terdepan, tersukses, terhebat ketika aku berada dan berkumpul di komunitasku.

Aku sadar, aku memang tidak memiliki segalanya, bahkan pekerjaan tetap pun tidak punya untuk dapat sekadar memberikan aku kebanggaan, namun aku begitu menikmati setiap kata-kata yang meluncur deras dari bibirku telah membuat orang yang telah begitu perduli dengan penderitaanku kini, bahkan ketika aku terkapar tidak berdaya ia hadir di sisiku itu menjadi tertekan dan bungkam seribu bahasa tanpa bisa membalas sedikitpun kata-kata pedas nan menyakitkan hati itu terucap dari bibirku yang kerap masih aku hiasi dengan lantunan kitab suciMu, bahkan aku pun rajin menghadiri majelis taklim yang selama ini menjadi tempat aku menimba ilmu. “Ya! Aku begitu menikmatinya ketika ia menjadi terhina karena lisanku” Ya…sikap arogan, angkuh telah aku pergunakan untuk urusan yang tidak jelas, dan aku sungguh tidak perduli lagi dengan ritual Minal Aidin Wal Faidzin yang kerap aku lafadzkan ketika tiba Idul Fitri, karena setelah itu aku dapat dengan mudahnya kembali kepada sifat asliku.
---------------------------------------------------- :
“Yaa Raab….” Engkau yang menguasai alam semesta beserta segala isinya ini. Engkau yang lebih dulu ada dari segalanya ini, Engkaulah yang telah menciptakan langit dan bumi, sesungguhnya sangat berhak atas diriku ini yang telah merampas, dan memakai “BajuMu”

“Ya…! Kesombongan, Keangkuhan sesungguhnya yang pas menggunakannya hanyalah Engkau Yaa Allah, karena Baju itu memang sesungguhnya milik Engkau, namun aku yang tidak tahu diri ini telah begitu gegabah telah memakainya tanpa mau melihat lagi pantas atau tidak “Baju” itu aku kenakan, bahkan sudah aku pergunakan untuk mendzalimi sesama umatMu yang tidak berdaya.

Andai saja salah satu kenikmatan yang aku terima ini Engkau kurangi, maka betapa tersiksanya dan ruginya aku ini. “Yaa Allah… sesungguhnya aku termasuk ke dalam orang-orang yang kufur akan nikmatMu”

Kekuasaan, Jabatan, Kepandaian, Harta yang melimpah, Ilmu, Kesehatan yang aku dapatkan telah tidak aku pergunakan di jalanMu, jalan untuk saling berbagi kepada sesama umatMu. Kelebihan-kelebihan yang aku peroleh telah aku pergunakan untuk berbangga diri dan cinta dunia.

Yaa…Allah sesungguhnya aku ini termasuk kedalam orang-orang yang merugi, justru aku sungguh sangat iri dengan orang-orang yang hidup jauh di bawah aku, tapi mereka selalu bersyukur atas nikmat yang Engkau berikan dan mereka selalu memujiMu siang dan malam, sementara aku? Telah begitu larut dengan segala yang aku miliki sehingga aku lalai dalam mensyukuri nikmat dan karuniaMU.

Sesungguhnya aku sangat malu kepadaMu Yaa Allah…, bila aku sadari bahwa segalanya yang aku miliki ini baik : Kekuasaan, Jabatan, Kepandaian, Harta yang berlimpah, itu karena RidhaMu kelak yang akan menjadi fitnah apabila aku tidak mempergunakannya dengan baik di jalanMu.

Kelak setiap saat aku akan pergi menghadap panggilanMu, maka segalanya yang aku miliki tidak akan ada yang menyertaiku hingga ke liang lahat, kecuali amal dan ibadahku, serta Isteri dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Dengan segala kelemahanku, ketidak berdayaanku sebagai mahlukMu, terimalah taubatku dan ampunilah segala kekhilafanku yang telah memakai BAJU KESOMBONGAN MU semata untuk hidup berbangga diri di dunia yang fana ini

------------------------------------------------------------- :
Jakarta, 10 Maret 2009
Prie.

Rabu, 04 Februari 2009

Kakek Dan Nenek Kami



Menikmati hari tua bersama para cucu adalah sebuah kenikmatan tersendiri buat pasangan warga senior (maaf saya tidak menyebut kakek dan nenek ini dengan manula, sudah sepantasnya menyebut mereka warga senior karena baktinya pada Negara dan keluarga yang sangat sarat). Sipapun akan merasa bangga bila anak-anak yang mereka miliki telah berkeluarga dan memberikannya beberapa orang cucu.
Yaa…cucu ini akan menjadi sumber berita yag tidak ada habis-habisnya buat mereka ceritakan kepada teman, sejawat, dan tetangga mereka, bahkan banyak para warga senior ini nekat bersusah payah tanpa mau memberi kabar kepada anaknya untuk pergi berkunjung dengan menggunakan angkutan umum hanya untuk bertemu dan bermain dengan cucunya tercinta. Kasih sayang para warga senior ini bahkan seringkali melebihi kasih sayang orang tuanya sendiri, bahkan ada yang tidak rela bila ada cucunya yang menerima perlakukan tegas dari orang tua kandungnya sendiri, mereka warga senior tentu akan membelanya.
Kebahagiaan bathin itu menjadi tiada taranya ketika anak-anak mereka berkunjung untuk bersilahturahmi dengan membawa cucu-cucunya, segala kesibukan rumah tangga pasti akan ditinggalkannya. Yaa…!!! Mereka para kakek dan nenek ini akan segera melepaskan rutinitasnya dan segera bermain, ngobrol, bercanda dengan para cucunya itu. Sebuah pandangan umum yang ideal buat kehidupan dimanapun, dan menjadi dambaan buat kebanyakan orang tua yang anak-anaknya sudah berumah tangga dan memiliki anak.
Kedekatan bathiniah antara cucu dan kakek-neneknya adalah merupakan alat referensi lain bagi si cucu dalam mencari figure tauladan selain orang tua kandungnya sendiri. Kemampuan sang kakek dan nenek dalam mengolah kedekatan bathin dengan berbagai cara kepada para cucunya, kelak menjadi sebuah budaya dan ini akan membawa dampak positif terhadap jiwa sang cucu, karena intensitas mereka dalam berinteraksi serta hubungan emosional yang dalam diantara mereka. Sikap seperti ini yang akan mempengaruhi kehidupan si cucu kelak, yakni mereka akan memiliki jiwa yang lembut dan penyayang. Artinya si anak (cucu) akan benar-benar mendapatkan pembelajaran tentang kasih sayang dari dua sisi sekaligus (orang tua kandung dan kakek-neneknya)



Namun demikian ada pula warga senior (kakek-nenek) yang tidak dapat menikmati hari tuanya dengan bercengkerama, bermain, dan mengobrol dengan para cucu-cucunya, walau cucu-cucu yang dimilikinya ini berjumlah banyak dan sedang berangkat remaja. Seorang kakek-nenek akan begitu bahagianya bila anak-anak mereka datang berkunjung untuk bersilahturahmi dengan membawa anak-anaknya (cucu-cucu) dan moment ini tentunya akan dimanfaatkan sebaik mungkin oleh sang kakek dan nenek untuk memberikan waktunya kepada para cucunya, baik itu hanya sekedar mengobrol atau mengajaknya bercerita tentang masa lalunya.
Sementara bila orang tua mereka datang berkunjung untuk bersilahturahmi, maka para cucu yang sudah berangkat remaja itu akan langsung masuk kamar dan bermain play stasion, nonton televise, bahkan bercanda dengan para saudara-saudaranya yang lain. Kegiatan seperti ini kerap terjadi hingga saat ini, bisa dapat dibayangkan nantinya bahwa para cucunya ini kelak akan sangat minim sekali mendapatkan figure tentang kakeknya. Ya! Karena sang kakek ketika cucu-cucunya datang berkunjung malah menyibukkan diri dengan pekerjaan rumah, yang nyaris sepanjang sisa hidupnya hanya dihabiskan untuk bekerja…dan bekerja yang tentunya kalau mau di urusi pekerjaan rumah ini sampai kapanpun tidak akan ada habisnya, namun kesempatan memberikan perhatian, bercengkerama dengan memberikan nasehat-nasehat kepada para cucunya tentulah ada batasnya. Artinya bila kelak sang cucu telah tumbuh dewasa tentunya waktu untuk berkunjung menjadi terbatas, karena mereka sudah akan semakin sibuk dengan urusannya masing-masing.
Situasi seperti ini sungguh sangat merugikan ke dua belah pihak, yaa…!!! Karena mereka sudah tidak dekat ikatan bathinnya! Maka berbahagialah para kakek dan nenek yang hanya memiliki sedikit cucu tapi mereka selalu bahagia karena mereka mampu meningkatkan kualitas hubungan tidak hanya sebatas kakek dan cucu tapi hubungan yang lebih mendalam karena sang cucu banyak mendapatkan pelajaran dannasehat moralitas yang kerap disampaikan selama mereka berinteraksi.
Semoga para warga senior ini cepat dapat menyadari kekurangnnya dan dapat dengan segera pula merubah strateginya dalam membina kebersamaan dengan para cucunya, semata agar kedekatan bathin dan figure tauladan dari sang kakek dapat menjadi inspirasi hidup sang cucu.

Jakarta, 05 Februari 2005
Kami yang tetap mencintai walau kami tidak dapat dekat bathin kami karena sibuknya kakek dan nenek selama ini : Imammiaditoamandaardhandhaniiqbalrezaluthfikarinaharzaabiantoayu

Rabu, 14 Januari 2009

MEREKA TELAH, DAN SEDANG MERUBAH FAKTA SEJARAH

Melihat perkembangan agresi kaum Yahudi hingga hari ke 16 ke tanah Palestina yang kian hari kian gencar dan biadab mirip dengan bangsanya ketika menerima Holocaust dari rezim diktator Hitler di 66 tahun yang lalu yang oleh sebagian pengamat dan para ulama (masih diperdebatkan) bahwa mereka telah menerima murka Allah SWT yang kedua ? yakni dengan aksi sang Fuhrer membinasakan kaum Yahudi hingga hari ke 16 ke tanah Palestina yang kian hari kian gencar dan biadab mirip dengan bangsanya ketika menerima Holocaust dari rezim diktator Hitler di 66 tahun yang lalu yang oleh sebagian pengamat dan para ulama (masih diperdebatkan) bahwa mereka telah menerima murka Allah SWT yang kedua ? yakni dengan aksi sang Fuhrer membinasakan kaum Yahudi ini, sementara sebelumnya Nebukadnezar dari Babilonia telah melumatkan kaum Yahudi ini pada 1.300 tahun yang lalu. Namun demikian lepas dari perdebatan para ulama tadi tentang nasib kaum Yahudi akan menerima hukuman dari Allah SWT sebanyak dua kali itu, bisa saja lebih sepanjang sikap mereka yang arogan, licik, serakah, biadab tidak bisa hidup damai berdampingan dan selalu membuat kerusakan di muka bumi Allah ini.

Penulis sendiri tidak akan pernah bisa mempercayai 100% upaya kaum Yahudi dalam surat terbukanya melalui Israel Diplomatic Network memberikan pembelaan bahwa aksi mereka itu adalah “membela diri”, banyak para pembaca tentunya tahu dari berbagai referensi dan fakta sejarah masa lalu dan kini, bahwa kaum Yahudi ini memang sudah sifat dan wataknya secara turun-temurun ini identik dengan segala kebejatan, bila pembaca masih meragukan hal ini berikut petikan faktanya :



I s r a e l :

Nama Yahudi diambil dari kata Yehuda, menurut catatan sejarah Yehuda adalah anak tertua Nabi Ya’qub bin Ishaq, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa nama Yahudi berasal dari kata kerja dalam bahasa Arab : Haada-yahuudu-huud wa hawadah, yang bermakna bertaubat dan kembali ke jalan yang lurus (sampai hari mereka tidak pernah ada taubatnya kepada Allah SWT). Penamaan ini diberikan setelah Bani Israil (Israel) bertaubat dari penyembahan kepada patung anak sapi, (lihat Tafsir ath-Thabari, Al-Qurthubi, Ibnu Katsir dan Asy-Syaukani saat menafsirkan Ayat ke 62 dari Surah Al-Baqarah).

Sedangkan nama Israel nama yang diberikan Allah kepada Yakub As, karena perbuatannya melakukan perjalanan di malam hari (perjalanan nabi Yakub atas perintah Nabi Ishaq agar segera meninggalkan negerinya karena perseteruannya dengan Ish (kakaknya), maka Nabi Yaqub melakukan perjalanan ke negeri Fadan Aram. Perjalanan panjang itu dilakukan pada malam hari, dan siangnya dipergunakan untuk istirahat). Dikemudian hari, karena dosa-dosanya yang sedemikian banyak dan pembangkangan mereka terhadap nabi-nabi mereka, bangsa Israel mendapatkan hukuman dari Allah dengan menghancurkan kerjaan yang mereka miliki.

Bangsa Yahudi sangat terobsesi oleh kitab suci mereka, bahwa hanya merekalah satu-satunya bangsa yang dipilih oleh Tuhan untuk menguasai dunia ini. Allah telah menjanjikan kepada nabi Ibrahim, bahwa dari keturunannya Allah akan menurunkan raja-raja di duniaini. Bagi mereka, keturunan Ibrahim hanyalah anak-cucu yang lahir dari isteri pertama nabi Ibrahim, Sarah sehingga keberadaan Ismail anak sulung Nabi Ibrahim dari rahim Siti Hajar, dianggap tidak ada oleh mereka kaum Yahudi. Atas kepongahan/kecongkakkan, dan kesombongan ini, Allah murka kepada bani Israel/Israil disamping berbagai bentuk pelanggaran lainnya. Beratus-ratus tahun mereka menjadi warga kelas kambing yang tertindas di negeri Fir’aun. Setelah Musa berhasil membawa mereka keluar dari Mesir, bangsa Israel (bani Isaril/Israel) sempat mempunyai kerajaan yang dibangun oleh nabi Daud As dan mencapai puncak keemasannya di tangan nabi Sulaiman As. Kerajaan yang kemudian pecah belah menjadi dua karena intrik anak-anak keturunan nabi Sulaiman As, lalu menjadi lemah dan akhirnya mereka di jajah oleh Nekho yang kemudian diusir sebagai orang buangan oleh Nebukadnezar raja Babilonia. Dijajah oleh bangsa Romawi, kemudian dimusnahkan oleh sang Fuhrer Hitler. Kesemuanya itu boleh jadi merupakan bagian dari bentuk hukuman Allah kepada mereka. Hukuman tersebut tidak membuat mereka jera dan bertobat. Malah menjadikan dendam kesumat di hati bangsa ini untuk melawan Allah sang Pencipta.

Kecongkakkan mereka dengan menganggap diri sebagai bangsa pilihan Tuhan satu-satunya yang berhak memerintah dunia ini, membuat mereka dengan sombongnya bersumpah, untuk memerangi agama lain selain agama mereka dengan segala cara, persis ketika Iblis bersumpah kepada Allah untuk memperdayai anak-cucu nabi Adam As., sampai dunia kiamat nanti. Allah selalu memperingatkan umat Islam melalui Al-qur’an untuk berhati-hati terhadap segala tipu daya Yahudi ini (jadi surat dari utusan Yahudi yang berbahasa Indonesia tersebut wajib bagi kita untuk waspada dan hati-hati dari maksud mereka “membela diri” dalam suratnya, tak lain mereka bermaksud membangun opini di sini, bahwa tindakan Hamaslah yang salah telah melakukan terror).
Pegangan mereka adalah kitab Talmud, yang merupakan kitab Setan, karena sangat jauh menyimpang, bahkan mungkin bertolak belakang dengan ajaran Taurat.


(Nebukadnezar Jagal Yahudi Dari Babilonia)










PROTOKOLAT ZIONISME :


(Naskah busuk kaum Yahudi yang digagas oleh Theodore Herzl)





Zionisme merupakan gerakan orang-orang Yahudi yang bersifat ideologis untuk menetap di tanah Palestina, yakni di bukit Zion dan sekitarnya. Walaupun nabi Musa As tidak pernah sampai menginjakkan kakinya di sana, namun orang-orang Yahudi menganggap nabu Musa As adalah pemimpin pertama kaum Zionis.
Untuk mencapai cita-citanya, Zionisme membangkitkan fanatisme kebangsaan (keyahudian), keagamaan dengan mempergunakan cara kekerasan untuk sampai kepada tujuannya. Zionisme memakai beberapa tipu daya untuk mengurangi dan menghilangkan sama sekali penggunaan kata “PALESTINA” , yakni mengganti dengan perkataan-perkataan lain yang berkaitan dengan sejarah bangsa Yahudi di negeri itu. Digunakanlah nama “Israel” untuk Negara yang telah didirikan oleh mereka, sebab Zionisme di Palestina identik dengan KEKERASAN , KEZALIMAN, DAN KEHANCURAN. Kaum Zionis mengambil nama Israel adalah untuk siasat guna mengelabui dan menipu public, bahwa Negara Israel itu tidak akan menggunakan cara-cara yang biasa digunakan kaum Zionis. Padahal dalam hakikatnya secara substansial tidaklah ada perbedaan sama sekali antra Israel dengan Zionisme.

Secara substansial Protokol Zionisme adalah suatu konspirasi jahat terhadap kemanusiaan. Protokol berarti pernyataan jika dinisbatkan kepada para konseptornya, dan berarti laporan yang diterima serta didukung sebagai suatu keputusan jika dikaitkan pada muktamar di Bale, Switzerland pada tahun 1897, yang diprakarsai oleh Theodore Herzl.


(The Founding Father of Protocol Zionism Theodore Herzl)

Protokol-protokol itu yang sebagai dokumen rahasia nan penting disimpan di tempat rahasia, namun beberapa di antaranya dibocorkan oleh seorang wanita berkebangsaan Perancis yang beragama Nasrani pada tahun 1901. Dalam perjumpaan wanita itu dengan seorang pemimpin teras Zionis di rumah rahasia golongan Masonik di Paris, wanita itu sempat melihat sebagian protokol-protokol itu. Wanita itu sangat terperanjat setelah membaca isinya. Ia berhasil mencuri sebagian dari dokumen rahasia itu, yang kemudian disampaikannya kepada Alex Nikola Nivieh, ketua dinas rahasia Kekaisaran Rusia Timur.

Adapun sebagian isinya yang sempat dicuri tersebut mengatakan :

1. Manusia terbagi atas dua bagian, yaitu Yahudi dan non-Yahudi yang disebut Goyeem, atau Ummami. Jiwa-jiwa Yahudi dicipta dari Jiwa Tuhan, hanya mereka sajalah anak-anak Tuhan yang suci murni. Kaum Umammi berasal-usul dari setan, dan tujuan penciptaan Ummami ini untuk berkhidmat kepada kaum Yahudi. Jadi kaum Yahudi merupakan pokok dari unsur kemanusiaan, sedangkan kaum Umammi adalah sebagai budak Yahudi. Kaum Yahudi boleh mencuri bahkan merampas harta benda kaum Ummami, boleh menipu mereka, berbohong kepada mereka, boleh menganiaya, boleh membunuh serta memperkosa mereka. Sesungguhnya tabiat asli kaum Yahudi ini bukan hanya disebutkan dalam protokol-protokol dokumen rahasia Zionis tersebut, melainkan ini adalah warisan turun-temurun sejak cucu nabi Ibrahim As dari jalur nabi Ishaq As ini mulai mengalami dekadensi moral dan akhlak (busuk ke dalam), yaitu sepeninggal nabi Sulaiman As, ini diungkap dalam Al-qur’an : surah Al-Imran (3) : 75 : “Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi.”

2. Protokol-protokol Zionisme tentang faham jiwa-jiwa Yahudi dicipta dari jiwa Tuhan, hanya mereka sajalah anak-anak Tuhan yangsuci murni, sangatlah menyimpang dari syari’at yang dibawakan oleh nabi Musa As. Mereka yang menyimpang inilah yang dimaksud dengan “maghduubi alaihim” dalam Surah Al-Fatihah Ayat 7.

3. Protokol-protokol Zionisme itu merancang juklatnya dengan menyebarkan faham-faham yang bermacam-macam. Faham yang mereka tebarkan berbeda dari masa ke masa (mereka akan selalu menyeret kaum lainnya yang beriman kepada Allah SWT kepada kesesatan). Suatu waktu mereka mempublikasikan faham sekularisme kapitalisme, suatu waktu menebar atheism komunisme, suatu waktu berselubung agnostic sosialisme. Untuk menebarkan pengaruh Internasional, protokol-protokol itu antara lain berisikan perencanaan keuangan bagi kerajaan Yahudi Internasional yang menyangkut mata uang, pinjaman-pinjaman, dan bursa. Media surat kabar adalah salah satu kekuatan besar dan melalui jalan ini akan dapat memimpin dunia. Manusia akan lebih mudah ditundukkan dengan bencana kemiskinan daripada ditundukkan oleh undang-undang.

Pada tahun 1902 dokumen rahasia Zionis itu diterbitkan dalam buku berbahasa Rusia oleh Prof Nilus dengan judul “PROTOKOLAT ZIONISME” . Dalam pengantarnya Prof Nilus berseru kepada bangsanya agar berhati-hati akan satu bahaya yang belum terjadi. Dengan seruan ini terbongkarlah niat jahat Yahudi, dan hura-hurapun tak bisa dikendalikan lagi, dimana saat itu telah terbantai lebih kurang 10.000 nyawa orang Yahudi melayang. Theodore Herzl sang founding father protokolat Zionisme yang juga sebagai tokoh Zionis International berteriak geram atas terbongkarnya dokumen rahasia tersebut yang tercuru dari tempat penyimpanannya yang sangat rahasia itu, dan penyebarluasannya sebelum saatnya akan membawa bencana. Peristiwa pembantaian ini mereka rahasiakan. Lalu mereka bergegas membeli dan memborong habis semua buku itu dari toko-toko buku. Untuk itu mereka tidak segan-segan membuang biaya apa saja yang ada seperti : emas, perak, wanita, dan sarana apa saja, asal naskah-naskah itu bisa disita oleh mereka.

Kaum Yahudi ini meminta pengaruh Inggris agar mau menekan Rusia untuk menghentikan pembantaian orang-orang Yahudi di sana, dan itu bisa terlaksana setelah usaha yang amat berat. Pada tahun 1905 Prof Nilus mencetak ulang buku tersebut dengan amat sangat cepatnya dan mengherankan, dan pada tahun 1917 buku Prokolat Zinoisme itu di cetak kembali namun sayang para pendukung revolusi Bolshevic menyita buku protokolat tersebut dan melarangnya hingga saat ini.

Namun demikian seorang wartawan Inggris bernama Victor E. Mars dari harian The Morning Post berhasil menyelundupkan naskah protokolat tersebut ke negaranya di dalam usahanya meliput revolusi Rusia yang kemudian diterjemahkannya kedalam bahasa Inggris dan dicetak pada tahun 1912.

Bahkan hingga kini di Inggris tidak ada satupun penerbit yang berani mencetak ulang naskah keji protokolat Zionisme itu, karena memang kuatnya pengaruh mereka kaum Yahudi di negeri itu (Inggris) juga di Amerika tidak satupun pula penerbit yang berani mencetak. Akan tetapi kemudian buku itu muncul kembali dicetak dan tersebar luas di Jerman pada tahun 1919 yang tersebar luas ke beberapa Negara (bisa jadi pula si Hitler mendapatkan buku ini di masa perjuangannya sebelum menjadi dictator, dan buku ini menginspirasi aksinya kemudian hari membantai ribuan kaum Yahudi di camp konsentrasi Auschwitz), bahkan buku ini sampai diterjemahkan kedalam bahasa Arab antara lain oleh Muhammad Khalifah At-Tunisi dan dimuat kedalam majalah Mimbarusy-Syarq tahun 1950 walau si penulis mendapat kritikan dan kecaman keras dalam dua Koran berbahasa Perancis yang terbit di Mesir.

Setelah melalui proses amat panjang akhirnya pada 14 Mei 1948, kaum Yahudi memproklamirkan berdirinya Negara Israel di tanah Palestina. Dengan kemerdekaan ini maka cita-cita orang Yahudi yang tersebar di berbagai belahan dunia untuk mendirikan Negara sendiri dan mereka berhasil menjalankan “amanat” yang disampaikan oleh Theodore Herzl dalam tulisannya Der Judenstaat (Negara Yahudi) sejak 1896. Mereka (orang-orang Yahudi) sengaja didatangkan dari berbagai belahan dunia karena mengalami pembantaian oleh penguasa setempat.

Sejak awal bangsa Yahudi ini tidak diterima kehadirannya di Palestina, bahkan didaerah manapun mereka berada. Karena merasa memiliki keterikatan historis dengan Palestina, akhirnya mereka berbondong-bondong datang ke Palestina. Imigrasi besar-besaran ini telah terjadi sejak akhir tahun 1700-an. Akibat pembantaian yang mereka terima, maka mereka merasa harus mencari tempat yang aman untuk ditempati. Inggris menawarkan kepada orang-orang Yahudi untuk memilih kawasan Argentina, Uganda, atau Palestina untuk ditempati, tapi Herzl lebih memilih Palestina sebagai tempat tinggal.

Herzl sebagai The Founding Father of Zionism, dia menggunakan zionisme sebagai kendaraan politiknya dalam merebut Palestina. Kemampuannya melobi para penguasa di tingkat dunia tidak diragukan lagi. Sederatan tokoh terkenal di dunia seperti Paus Roma, Kaisar Wilhem dari Jerman, Ratu Victoria-Inggris, dan Sultan Turki di Istanbul telah ditaklukkannya. Zionisme adalah otak dalam perebutan wilayah Palestina dan serangkaian pembantian lainnya yang dilakukan oleh Yahudi ini.

Dengan exodus besar-besaran kaum Yahudi ke tanah Palestina ini telah menyebabkan kemarahan besar penduduk Palestina, gelombang pertama exodus ini terjadi tahun 1882 hingga 1903, ketika itu sebanyak 25.000 orang Yahudi berhasil dipindahkan ke Palestina. Sejak peristiwa itu, maka mulailah perampasan tanah milik penduduk Palestina oleh kaum agrsor Yahudi ini. Bentrokkan pun tidak dapat dihindarkan, kemudian gelombang exodus kedua pun berlanjut pada tahun 1904 hingga 1914. Pada masa inilah, perlawanan sporadis intifadah bangsa Palestina mulai merebak.

Perjanjian Sykes Picot yang dibuat secara rahasia dan sepihak serta ditandatangani pada tahun 1915 telah membuat dan menjadikan Palestina di bawah kekuasaan Inggris. Dengan berlakunya system mandate atas Palestina, maka Inggris membuka pintu lebar-lebar untuk para pendatang kaum Yahudi dan peristiwa ini telah memancing protes keras bangsa Palestina.


(Tentara Yahudi Sedang Memasuki Tanah Jajahannya Palestina)

Aksi keberpihakan Inggris lainnya adalah dengan memberikan persetujuannya melalui deklarasi Balfour pada tahun 1917 agar Yahudi mempunyai tempat tinggal di tanah Palestina. Adalah John Norton More dalam bukunya The Arab-Israeli Conflict mengatakan dalam tulisannya bahwa Deklarasi Balfour telah menina-bobokkan penguasa Arab terhadap pengkhianatan Inggris yang menyerahkan tanah Palestina kepada Zionis.

Mandat Inggris ini berakhir pada tahun 1947 dan PBB yang mengambil alih kekuasaan/mandate inimelalui Resolusi PBB no. 181 (II) tanggal 29 November 1947 dengan membagi Palestina menjadi tiga bagian. Langkah PBB ini mendapat protes keras dari penduduk Palestina. Mereka menggelar demonstrasi besar-besaran menentang kebijakan PBB ini. Sementara bangsa Palestina menderita akibat ulah kebijakan PBB lain halnya dengan kaum Yahudi, dengan suka cita mereka mengadakan perayaan atas kemenangan besar ini., maka bantuan persenjataan dari negara-negara Arab punmengalir masuk ke Palestina. Sayangnya saai itu pula muncul gerakan pembubaran kelompok perjuangan Ikhwanul Muslimin di Mesir dan pembunuhuan terhadap Hassan Al-Banna yang banyak berperan dalam membela Palestina dari cengkeraman bengis Yahudi.

Sejak itu pula Inggris dan Amerika menjadi induk semang yang selalu setia membela dan mendukung kepentingan kaum Yahudi termasuk sifat kejinya dalam mengagresi dan menduduki tanah Palestina, walau melalui proses yang panjang dan sulit. Palestina menjadi negara yang tercabik-cabik selama 30tahun pendudukan Inggris, yakni sejak 1918 hingga 1948, maka sekitar 600.000 orang Yahudi diperbolehkan menempati wilayah Palestina. Penjara-penjara dank kamp-kamp konsentrasi selalu dipadati penduduk Palestina akibat pemberontakkan yang mereka lakukan dalam melawan kekejian kaum Yahudi.

Yahudi menguasai Gurun Sinai dan Jalur Gaza pada tahun 1956, setelah gerakan Islam di kawasan Arab dipukul dan Abdul Qadir Audah Muhammad Firghali dan temannya Yusuf Thal’at yang pada saat itu terlibat langsung dalam pertempuran melawan Yahudi di kedua tempat tersebut dihukum mati oleh rezim Mesir, dan puncaknya pada tahun 1967, semua kawasan Palestina jatuh ke tangan Yahudi setelah digempur bertubi-tubi terhadap Gerakan Islam, maka hukuman gantung pun dijatuhkan kepada Sayyid Qutb yang amat sangat ditakuti oleh kaum Yahudi. Tahun 1977, terjadi serangan terhadap Lebanon dan peristiwa ini memaksa ditandatanganinya perjanjian Camp David yang disponsori oleh mendiang Anwar Sadat.


(As-Syahid Abdul Qadir Audah Muhammad Firghali)

ADA GRAND STRATEGY LAIN :

Tidak ada manipulasi sejarah yang lebih dahsyat dan maha licik yang dilakukan oleh kaum Yahudi terhadap bangsa Palestina. Kongres Zionis I di Basel merupakan titik balik dari sejarah usaha perampasan tanah Palestina dari bangsa Arab. Namun hebatnya, para perampas biadab ini tidak dianggap sebagai “perampok” tetapi malahan di puja sebagai “pahlawan” dan bangsa Arab yang melawannya dianggap sebagai ‘teroris” dan penjahat yang perlu dihancurkan.

Kaum Yahudi ini sejak kongres I kaum Zionis sudah memahami dan menguasai kunci perjuangannya di abad XX ini, yakni dengan menguasai diplomasi, lobi-lobi tingkat tinggi, serta penguasaan mass media sebagai cara yang ampuh untuk mengubah opini dunia agar berpihak kepada perjuangannya untuk merampas tanah Palestina. Theodore Herzl sebagai wartawan kawakan dengan tangkas memanfaatkan tiga senajat andal dalam perjuangan politik abad modern ini. Sejak kongres I itu dia sangat rajin melobi para pembesar di Eropa, mendekati para wartawan, dan melancarkan diplomasi ke berbagai Negara. Hasilnya…??? Sangat luar biasa, zionisme lantas diterima sebagai gerakan politik yang sah bagi usaha merampas tanah Palestina untuk bangsa Yahudi.

Merkapun telah banyak mengauasai mass media, terutama koran dan industry film. Seperti Hollywood didirikan oleh Adolf Zuckjor bersaudara dan Samuel-Goldwyn-Meyer (MGM). Dengan dominasi yang luar biasa ini, mereka berhasil megubah bangsa Palestina yang sebenarnya adalah korban kaum Zionis menjadi pihak “penjahat”.

Siapakah sebenarnya yang menguasai kantor-kantor berita seperti Reuters, Assosiated Press, United Press International, surat kabar Times dan jaringan televise terkenal dunia, serta perui\sahaan film Hollywood…??? Semuanya adalah bangsa Yahudi, Reuters sendiri didirikan oleh Yahudi-Jerman : Julius Paul Reuter yang bernama asli Yahudi : Beer Josaphat. Maka melalui jaringan informasi dan media komunikasi massa inilah mereka menciptakan image negative terhadap Islam, seperti Islam Fundamentalis, Islam Teroris, dan lain sebagainya dengan begitu gencarnya, sampai-sampai orang Islam sendiri ada yang phobi Islam.

Edward Said sendiri dalam bukunya Blamming The Victims secara jitu mengungkapkan bagaimana media massa Amerika menciptakan gambaran negative bangsa Palestina. Sekitar 25% wartawan di Washington dan New York adalah Yahudi, sebaliknya hamper tidak ada Koran atau TV Amerika terkemuka yang mempunyai wartawan Arab atau Muslim. Kondisi ini berbeda dengan media Eropa yang meskipun dalam jumlah terbatas masih memiliki wartawan Arab atau Muslim. Dengan demikian laporan tentang Palestina di media Eropa secara umum lebih “fair” daripada media Amerika.

Bukunya yang lain karangan Edward Said yang terkenal adalah Orientalism (versi 1978), menguraikan apa yang dilakukan kaum Zionis terhadap bangsa Palestina merupakan praktik kaum Orientalis yang sangat nyata. Pertama, sejarah telah ditulis ulang, yakni Palestina sebelum berdirinya Israel ialah wilayah tanpa bangsa, untuk bangsa yang tidak mempunyai tanah air. Kedua, bangsa Palestina yang menjadi korban dikesankan sebagai bangsa biadab yang jadi penjahat. Ketiga, tanah Palestina hanya bisa makmur setelah kaum Zionis beremigrasi ke sana.

Pastinya hingga kini konflik antara Palestina dan Israel belum membuahkan hasil kesepakatan meski berkali-kali perjanjian mereka buat. Yahudi jelas-jelas memiliki cita-cita untuk membangun Negara di tanah rampasannya dan menjadikan seluruh manusia sebagai budak yang harus mengikuti keinginan mereka. Untuk semua tujuan itu kaum Zionis akan dan telah melakukan cara apapun yang dianggap dapat meluluskan cita-cita mereka.

Jakarta, 13 Januari 2009
Prihandhono
Sumber : Dari Buku Misteri Negeri-Negeri Akhir Zaman
Pengarang : Abu Fatiah Al-Adnani
Penerbit : Granada Media Utama

Selasa, 06 Januari 2009

The Progressive Rock Band

Twenty nine years as their loyal fans, I'm still waiting they are wanna play in Jakarta, here they're stories :



A complete Genesis History:

One of the most successful rock acts of the 1970s, 1980s, and 1990s, Genesis enjoyed a longevity exceeded only by the likes of the Rolling Stones and the Kinks, in the process providing a launching pad for the superstardom of members Peter Gabriel and Phil Collins.

The group had its roots in the Garden Wall, a band founded by 15-year-olds Peter Gabriel, Tony Banks, Johnny Trapman, Chris Stewart and Rivers Job in 1965 at Charterhouse School in Godalming, Surrey, where fellow students Anthony Phillips, Robert Tyrell, Rivers Job, Michael Coleman and Richard McPhaeil were members of another group called Anon. Mike Rutherford was in The Climax, with Chris Stewart (drums), Chris Pigott (bass guitar), Duncan James (lead guitar) and Tim Hobart (vocals). The Scarlet and Black group included Toby Ward (drums), Guy Ross-Lowe (bass guitar), Michael Slack (piano), Mark Weeks (piano and guitar), Richard Apley (saxophone), Andrew Bruce (trombone) and Paul Gabriel (vocals).The groups initially merged out of expediency as the older members of each graduated; Gabriel, Banks, Rutherford, Phillips, and drummer Chris Stewart soon joined together as the New Anon, and recorded a six-song demo featuring songs primarily written by Rutherford and Phillips. The Charterhouse connection worked in their favor when an ex-student, recording artist and producer Jonathan King, heard the tape and arranged for the group to continue working in the studio, developing their sound. It was also King who renamed the band Genesis.

In December of 1967 the group had their first formal recording sessions. Their debut single, "The Silent Sun," was released in February of 1968 without attracting much notice from the public. A second single, "A Winter's Tale," followed just about the time that Chris Stewart quit -- his replacement, John Silver, joined just in time to participate in the group's first LP sessions that summer. King later added orchestral accompaniment to the band's tracks, in order to make them sound even more like the Moody Blues, and the resulting album, entitled From Genesis to Revelation, was released in March of 1969. Music seemed to be shaping up as a brief digression in the lives of the members as they graduated from Charterhouse that summer. The group felt strongly enough about their work, however, that they decided to try it as a professional band; it was around this time that Silver exited, replaced by John Mayhew. They got their first paying gig in September of 1969, and spent the next several months working out new material.

Genesis soon became one of the first groups signed to the fledgling Charisma label, and they recorded their second album Trespass that spring; following its completion, the unit went through major personnel changes -- Phillips, who had developed crippling stage fright, was forced to leave the line-up in July of 1970, followed by Mayhew. Enter Phil Collins, a onetime child actor turned drummer and former member of Hickory and Flaming Youth. The group's line-up was completed with the addition of guitarist Steve Hackett, a former member of Quiet World; his presence and that of Collins toughened up the group's sound, which became apparent immediately upon the release of their next album, Nursery Cryme.

The theatrical attributes of Gabriel's singing fit in well with he group's live performances during this period as he began to make ever more extensive use of masks, make-up, and props in concert, telling framing stories in order to set up their increasingly complicated songs. When presented amid the group's very strong playing, this aspect of Gabriel's work turned Genesis's performances into multi-media events.Foxtrot, issued in the fall of 1972, was the flashpoint in Genesis's history, and not just on commercial terms. The writing, especially on "Supper's Ready," was as sophisticated as anything in progressive rock, and the lyrics were complex, serious and clever, a far cry from the usual overblown words attached to most prog-rock. Genesis's live performances by now were practically legend, and in response to the demand, in August of 1973 Charisma released Genesis Live, an album assembled from shows in Leicester and Manchester originally taped for an American radio broadcast. 1973 also saw the release of Selling England by the Pound, the group's most sophisticated album to date.

The release of the ambitious double LP The Lamb Lies Down on Broadway in late 1974 marked the culmination of the group's early history; in May of 1975, following a show in France, Gabriel announced that he was leaving Genesis, owing to personal reasons. The group tried auditioning potential replacements, but it became clear that the remaining members all preferred that drummer Collins take over the role of lead singer. The band returned to the studio as an official quartet in October of 1975 to begin work on their new album: the resulting Trick of the Tail made number three in England and number 31 in America, the best chart showing up to that time for a Genesis album, its success completely confounded critics and fans who'd been unable to conceive of Genesis without Peter Gabriel. The group seemed to be on its way to bigger success than it ever had during Gabriel's tenure as 1977's Wind and Wuthering became another smash. But then Hackett announced that he was leaving on the eve of the release of a new double live album, Seconds Out; he was replaced on the subsequent American and European tours by Daryl Steurmer, but there was no permanent replacement in the studio.

In 1978, Genesis released And Then There Were Three, which abandoned any efforts at progressive rock in favor of a softer, much more accessible and less ambitious pop sound. After a flurry of solo projects, the group reconvened for 1980's Duke, which became their first chart-topper in England while rising to number 11 in America. The continued changes in their sound helped turn Genesis into an arena-scale act: Abacab, released in late 1981, was another smash, and 1983's self-titled Genesis furthered the group's record of British chart-toppers and American top 10 hits, becoming their second million-selling U.S. album while also yielding their first American Top Ten single, "That's All." Two years later, the group outdid themselves with the release of their most commercially successful album to date, Invisible Touch, which went platinum several times over in America. Its release coincided with the biggest tour in their history, a string of sold out arena shows that cast the group in the same league as concert stalwarts like the Rolling Stones and the Grateful Dead.

Their 1991 album We Can't Dance debuted at Number One in England and got to number four in America; it was Collins' last album with the group, and with new vocalist Ray Wilson, formerly of the group Stiltskin. Genesis resurfaced in 1997 with Calling All Stations, which recalled their art-rock roots. Neither the critics nor the fans warmed to the album -- it sold poorly and the tour was equally unsuccessful.

Coming on the heels of the disappointing Calling All Stations, the long-awaited box-set retrospective Archives, Vol. 1: 67-75 was even more welcome. Containing nothing but unreleased material and rarities from previously unavailable on CD, the set was released to surprisingly strong reviews in the summer of 1998. A followup, containing unreleased material from the Phil Collins era, was scheduled for release the following year.