Entri Populer

Minggu, 21 Desember 2008

Ulah Kaum Hawa Dalam Mengemudi



Mengemudi di jalan-jalan kota Jakarta sekarang ini sudah jauh dari nyaman dan aman, bayangkan untuk melakukan manuver untuk sekedar berkelit dari kendaran yang berjalan lambat didepannya saja sudah susah setengah mati. Namun demikian ada yang lebih merepotkan bahkan menjengkelkan ketika yang dihadapi adalah pengemudi wanita. Ya! Berhadapan dengan pengemudi wanita yang berada di depan kita akan sangat menjengkelkan, walau saya seorang wanita namun perilaku saya dalam mengemudi di jalan raya saya selalu berusaha untuk tidak mempersulit pengemudi yang berada dibelakang saya.
Secara umum selama saya melakukan pengamatan baik kepada teman kerja wanita saya yang menggunakan mobil ke kantor, maupun kawan-kawan saya di luar kantor mereka dalam mengemudi selalu bersikap seperti ini :
1. Melaju di lajur kanan dengan kecepatan yang serba tanggung, bahkan dibawah rata-rata batas kecepatan yang diperbolehkan di dalam kota (≥40km/jam) oleh kendaraan yang melintas di lajur ini, bayangkan betapa menjengkelkannya mereka, ketika kendaraan yang ada di belakangnya berusaha mendahuli dari sebelah kanan mencoba memberi sinyal dengan cara mengklakson atau memberi lampu dim (malam hari) untuk minta jalan, eehh…dia malah berjalan dengan santai dan cueknya. Apakah dia pikir orang yang sedang memberi sinyal itu sedang menggodanya ? Sungguh Ge Er …dan keterlaluan bersikap seperti ini di jalan raya.
2. Sering bikin bingung pengemudi lain yang berada dibelakangnya, ketika si wanita pengemudi ingin berputar atau ingin melakukan tindakan belok kiri, atau kanan, padahal putaran atau tikungannya masih 200 meter – 300 meter di depan, tapi si wanita sudah memberikan sinyal lampu sein untuk berbelok (baik kiri atau kanan).
3. Sulit betindak taktis ketika terjebak dalam kemacetan, padahal jalan didepannya memungkinkan dia untuk melakukan manuver atau bergerak mengisi ruang kososng yang ada didepannya, tapi si wanita malah bengong gak tahu harus bertindak apa.
4. Sering terlihat (pengemudi wanita pekerja kantoran) ditengah keramaian, kemacetan, atau berada di traffic light yang sedang menyala merah dengan cuek dan santai merias wajahnya dengan make up dengan menggunakan kaca spion tengah yang ditekuk menghadap wajahnya, bahkan ketika sudah diklakson berulang-ulang untuk segera bergerak maju malah masih dengan santainya berias pakai gincu atau memoles pipi dengan bedaknya, dan ini bikin pengemudi lain yang berada dibelakangnya jadi gusar. Sebaiknya aktivitas ini dilakukan setelah berada di tempat parkir atau halaman parkir kantor sebelum masuk keruang kerja, lebih aman dan tidak beresiko di tabrak.
5. Kalau sudah terima telepon/menelpon via HP, hhhmmm…..jalanan sudah seperti miliknya sendiri, di klakson, atau di kasih lampu dim tetap saja cuek dan berjalan dengan lambat.
6. Gak pernah berusaha untuk mempersiapkan uang kecil ketika mau masuk pintu toll, pengemudi wanita ini harus mencari dulu uang recehan di dalam tasnya, padahal kendaraan yang ngantri di belakangnya sudah sangat panjang.
7. Pengemudi wanita kurang bisa toleran, bahkan cenderung tidak sabaran ketika mobil lain hendak masuk pintu gerbang, atau sedang parkir yang membutuhkan waktu beberapa saat agar posisi kendaraannya berada ditempat yang benar.
8. Dalam menaikkan atau menurunkan penumpang, entah itu anak, suami, temannya, nyaris gak ada bedanya dengan supir metromini, supir bajaj, supir mikrolet, dan angkot, mereka kurang perduli dengan keadaan dan kendaraan lain yang berada dibelakangnya. Sehingga posisi kendaraannya menyulitkan orang lain untuk bermanuver.

Begitulah kekecewaan saya terhadap kaum saya sendiri pada perilakunya dalam mengemudi, yang saya titip pesan untuk dipostingkan ke blog sahabat baik saya Prie untuk menjadi perhatian kaum saya agar kiranya mau menerima masukkan yang remeh ini, tapi kalau sudah jadi kebiasaan akan jadi menyebalkan buat pengendara yang lain.


Jakarta, 22 Desember 2008
Augustine-Great Angel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar