Entri Populer

Selasa, 09 Desember 2008

Merawat Jalan Lingkungan

Tempat tinggal yang nyaman adalah selain lingkungan yang bersih dan asri juga akses jalan yang ada di komplek kita tinggal juga dalam keadaan baik dan terawat, akan tetapi sudah jadi pemandangan umum kalau di kebanyakan komplek tempat tinggal sekarang ini jarang terdapat akses jalan yang selalu mulus dan terawat dengan baik, khususnya buat komplek perumahan yang pengelolaannya sudah diserahkan sepenuhnya kepada warga, pastilah masalah jalan lingkungan tersebut menjadi kurang mendapat perhatian karena beragamnya warga yang tinggal sehingga untuk menyatukan persepsi, bagaimana mengelola jalan lingkungan menjadi lebih baik terkadang masih terjadi tarik-menarik kepentingan sehingga jalan lingkungan yang mulai rusak lambat laun akan semakin parah, sementara para warganya belum menemukan kata sepakat bagaimana mengatasi persoalan tersebut.

Hampir dapat dipastikan tidak semua orang tahu bagaimana merawat jalan lingkungan dengan biaya yang relative murah dan terjangkau dalam menangani problem perawatan jalan lingkungan, sehingga langkah ini tidak lagi memerlukan musyawarah yang berlarut-larut sehingga jalan yang mestinya segera mendapatkan perhatian perawatan menjadi tertunda dan keburu menjadi rusak parah.

Metode patching (tambal lubang) sudah lama dikenal namun pekerjaan patching dengan menggunakan aspal dingin (Cold Patch) pastilah terdengar baru ditelinga, metode apalagi ini…??? Yaaa…!!! Dengan menggunakan cold patch dalam perbaikan / penambalan jalan biaya jadi dapat ditekan, bahkan tidak sampai mengganggu kas RT karena aspal dingin (cold patch) dapat dibeli dengan biaya yang ditanggung renteng oleh warga.

Cold Patch ini dikemas dalam karung plasitk (PE) dengan berat isi perzak 30 Kg, jenis yang diproduksi adalah dalam bentuk Asphalt Cement Wearing Course (AC-WC) dan sangat mudah diaplikasikan. Sebagai ilustrasi saja, untuk penambalan lubang jalan dengan luas satu meter persegi (1m2) dan kedalaman 10 cm, maka aspal dingin yang dibutuhkan cukup 3 zak itupun sudah termasuk tack coatnya (perekat) hanya dengan dana Rp. 195.000,- (diantar sampai tempat-wilayah Jabodetabek), dan pengerjaannya pun juga mudah. Semoga tulisan ini dapat sedikit membuka wacana pembaca tentang aspal dingin :

CAMPURAN ASPAL DINGIN


UMUM

1) Uraian

Pekerjaan ini meliputi penyediaan, penghamparan dan pemadatan campuran bitumen dingin untuk pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan jalan, termasuk : penambahan dan pekerjaan-pekerjaan kecil, perbaikan bentuk permukaan, pelebaran tepi untuk jalan dengan volume lalu lintas rendah dan sedang, dan pelapisan kembali jalan dengan volume lalu lintas rendah.

Campuran dirancang agar sesuai dihampar dan dipadatkan secara dingin setelah disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu. Kelas C adalah campuran bergradasi semi padat dengan menggunakan aspal cair (cut-back). Campuran kelas E adalah bergradasi terbuka dan sesuai untuk digunakan dengan aspal emulsi.

Untuk setiap kelas tersedia dua amplop gradasi. Gradasi yang lebih halus (C/10 dan E/10) harus digunakan juka tersedia agregat yang memenuhi syarat, karena pengerjaannya lebih mudah dan tidak mudah tersegregasi.

2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan dengan Seksi Ini

a)
Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas
b)
Rekayasa Lapangan
c)
Bahan dan Penyimpanan
d)
Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat
e)
Campuran Aspal Panas
f)
Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama

3) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :



SK SNI M-02-1994-03
(AASHTO T11 - 90)
:
Metode Pengujian Jumlah Bahan Dalam Agregat Yang Lolos Saringan No.200 (0,075 mm)
SNI 03-1968-1990
(AASHTO T27 - 88)
:
Metode Pengujian Tentang Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar.
SNI 03-1975-1990
(AASHTO T87 - 86)
:
Metode Mempersiapkan Contoh Tanah dan Tanah Menagndung Agregat.
SNI 03-2417-1991
(AASHTO T96 - 87)
:
Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles.
SNI 03-2439-1991
(AASHTO T182 - 84)
:
Metode Pengujian Kelekatan Agregat Terhadap Aspal.
SNI 03-3407-1994
(AASHTO T104 - 86)
:
Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Agregat Ter-hadap Larutan Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat.
Pd M-03-1996-03
(AASHTO T176 - 86)
:
Metode Pengujian Agregat Halus atau Pasir Yang Me-ngandiung Bahan Plastis Dengan Cara Setara Pasir.
Pd S-02-1995-03
(AASHTO M82 - 75)
:
Spesifikasi Aspal Cair Penguapan Sedang.
Pd S-01-1995-03
(AASHTO M208 - 87)
:
Spesifikasi Aspal Emulasi Kationik.
AASHTO :

AASHTO M140 - 88
:
Emulsified Asphalt.

4) Kondisi Cuaca Yang Diijinkan Untuk Bekerja

Campuran aspal dingin hanya boleh dihampar bilamana permukaan kering, tidak turun hujan, dan permukaan yang disiapkan telah disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.

5) Ketentuan Lalu Lintas

Tempat kerja harus ditutup untuk lalu lintas pada saat pekerjaan sedang berlangsung dan selanjutnya sampai waktu yang ditentukan dimana Direksi Pekerjaan menyetujui permukaan akhir dapat dibuka untuk lalu lintas.


BAHAN

1) Agregat - Umum

Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bahan harus disimpan sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 1.11.

2) Agregat Kasar Untuk Campuran Dingin

a) Agregat kasar harus terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah. Agregat kasar yang kotor dan berdebu, yang mempunyai partikel lolos ayakan No.200 (0,075 mm) lebih besar dari 1 % tidak boleh digunakan.

b) Agregat kasar harus terdiri atas bahan yang bersih, keras, awet dan bebas dari kotoran dan bahan-bahan lain yang tidak diinginkan dan harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel 6.5.2.(1).

Tabel 6.5.2.(1) Ketentuan Agregat Kasar

Pengujian
Standar
Nilai
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan natrium dan magnesium sulfat
SNI 03-3407-1994
Maks.12 %
Abrasi dengan mesin Los Angeles pada 500 putaran
SNI 03-2417-1991
Maks. 40 %
Kelekatan agregat terhadap aspal
SNI 03-2439-1991
Min. 95 %

c) Agregat yang tertahan ayakan 2,36 mm dan mempunyai dua bidang pecah harus tidak kurang dari 65 %. Persentase butiran agregat yang mempunyai paling sedikit dua bidang pecah ditentukan dengan pemeriksan setiap butir agregat pada agregat seberat sekitar 2 kg and ditunjukkan berat butiran dengan 2 bidang pecah atau lebih sebagai persentase berat seluruh contoh. Pengambilan contoh harus sesuai dengan ketentuan SNI 03-1975-1990

3) Agregat Halus Untuk Campuran Dingin

a) Agregat halus, dari setiap sumber, harus terdiri dari pasir atau batu pecah halus atau kombinasi keduanya.
b) Agregat halus harus terdiri atas butiran yang bersih, keras dan bebas dari gumpalan atau bola lempung, atau bahan lain yang tidak diinginkan. Batu pecah halus yang dihasilkan dari pemecahan batu harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Tabel 6.5.2.(1). Dalam segala hal, pasir yang kotor dan berdebu serta mempunyai partikel lolos ayakan No.200 (0,075 mm) lebih dari 8 % atau pasir yang mempunyai nilai setara pasir (sand equivalent) kurang dari 50 sesuai dengan Pd M-03-1996-03, tidak diperkenankan untuk digunakan dalam campuran.

4) Bahan Pengisi (Filler) Untuk Campuran Dingin

Ketentuan dalam Pasal 6.3.2.(4) harus berlaku.

5) Bahan Aspal Untuk Campuran Dingin

a) Bahan aspal boleh aspal cair atau aspal emulsi yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Tabel 6.5.2.(2).

Tabel 6.5.2.(2) Bahan Aspal Untuk Campuran Dingin

Rancangan Campuran
Standar Rujukan
Jenis Aspal Cair atau Emulsi
C
E
Aspal Cair
Pd S-02-1995-03
MC 250
MC 800
-
Aspal Emulsi
Pd S-01-1995-03
-
CMS2
CMS2-h
CSS1

b) Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan penambahan minyak tanah untuk memperbaiki kelekatan bahan pengikat ke agregat campuran. Minyak tanah ini harus dicampur sampai merata dalam aspal cair dan/atau ditambahkan ke agregat dalam peralatan pencampur sebelum penambahan aspal emulsi atau cair, sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan. Untuk menghindari produksi campuran yang terlalu lambat pengerasannya maka kuantitas minyak tanah yang ditambahkan harus seminimum mungkin, untuk mencapai penyelimutan aspal pada seluruh agregat.

c) Bilamana permukaan yang akan ditambal baru akan dilapis dengan campuran aspal panas atau pelaburan aspal dalam waktu tiga bulan, maka campuran dingin harus menggunakan aspal emulsi.

d) Untuk pelapisan kembali diluar koreksi bentuk untuk luas kurang dari 50 m2, aspal emulsi harus digunakan.


Adapun cara pengerjaannya dapat mengikuti langkah-langkah ini :


PENGHAMPARAN CAMPURAN

1) Penyiapan

Segera sebelum penghamparan campuran aspal, permukaan lama harus dibersihkan dari semua bahan yang lepas atau menggangu. Lapis perekat harus disemprotkan sesuai Pasal 6.1.2.(2) (kecuali untuk pekerjaan minor setiap metode yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dapat digunakan untuk pemakaian lapis perekat), menyelimuti seluruh permukaan yang akan dihampar campuran dingin dengan merata. Tepi-tepi lapisan beraspal lama juga harus mendapat semprotan aspal.

2) Penghamparan dan Pemadatan

a) Pekerjaan Minor

Penghamparan dapat dilakukan dengan cara manual. Bahan harus dibawa dan dihampar dengan hati-hati untuk mencegah segregrasi. Lokasi yang kurang dari 1 m2 dapat dipadatkan menggunakan timbris tangan. Lokasi yang lebih luas harus dipadatkan menggunakan alat pemadat mekanis atau pemadat pelat bergetar yang memenuhi ketentuan dalam Pasal 6.5.4.(4). Campuran dingin harus dipadatkan dalam lapisan tidak melebihi dua kali tebal nominal (Tabel 6.5.3.(1)). Penambalan yang lebih dalam dapat dilaksanakan lapis demi lapis.
b) Pelapisan Ulang (Resurfacing)

Ketentuan dalam Pasal 6.3.6 harus berlaku, kecuali :

i) Ketentuan temperatur penghamparan tidak digunakan.

ii) Alat pemadat roda karet tidak perlu disediakan

3) Penaburan (Blinding)

a) Campuran Kelas C

Sedikit penaburan dengan batu kapur pecah (crushed limestone), batu pecah halus atau pasir kasar harus dilakukan di atas semua permukaan yang akan segera dipadatkan. Taburan ini akan tertanam oleh alat pemadat atau timbris. Bahan taburan yang terdorong ke tepi jalan dapat disapu kembali selama beberapa hari sedemikian hingga lalu lintas yang melintasinya diharapkan dapat menanam bahan taburan tersebut ke dalam aspal dan memperkaku campuran aspal.

b) Campuran Kelas E

Campuran dingin dengan aspal emulsi harus ditunggu sampai matang (fully breaking) sebelum penaburan sedikit agregat. Selanjutnya batu pecah halus atau pasir kasar harus ditebar di atas seluruh permukaan. Jumlah yang ditebar harus cukup untuk mengisi seluruh rongga permukaan. Taburan ini akan tertanam oleh alat pemadat atau timbris. Bahan taburan yang terdorong ke tepi jalan dapat disapu kembali selama beberapa hari sedemikian hingga lalu lintas yang melintasinya diharapkan dapat menanam bahan taburan tersebut ke dalam aspal dan memperkaku campuran aspal.

Demikian sekilas gambaran perbaikan jalan lingkungan menggunakan material cold patch (aspal dingin), semoga tulisan ini sedikit membawa manfaat buat kita semua.


Jakarta, 10 Desember 2008

Prihandhono-081310340998

Tidak ada komentar:

Posting Komentar