Entri Populer

Rabu, 16 Maret 2011

Perasaan Bersalah Sang Tentara Ketika Bertugas

Seorang pensiunan tentara mendatangi seorang ulama



untuk menceritakan kegelisahan hatinya. Ulama itu



dengan senang hati menerimanya.



“Apa masalahnya saudaraku?”, kata sang ulama dengan



nada lemah lembut.



“Begini Aa. Dulu sekali, di masa awal pecahnya



konflik dengan GAM, saya bertugas di Aceh. Suatu



hari seorang wanita mendatangi saya. Rupanya dia



itu tentara GAM yang sedang dikejar-kejar tentara


kita.



Dia sangat ketakutan dan memohon agar saya menolong



dia, kalau tidak dia akan mati dibunuh. Salahkah



saya kalau menolong dia Aa, walaupun waktu itu dia



pihak musuh?”



“Oh tentu tidak, Saudaraku. Kalau untuk



menyelamatkan nyawa manusia, itu adalah perbuatan



baik”



“Terima kasih Aa. Saya memang menolong dia.



menyembunyikan dia di loteng rumah tempat saya


tinggal”.



“Bagus sekali perbuatanmu Saudaraku. Lalu kenapa



kok hatimu gelisah?”



“Masalahnya Aa, selama dia bersembunyi, saya jadi



tergoda. Wanita itu sangat berterima kasih atas



pertolongan saya, jadi dia mau melakukan apa saja.



Akhirnya kami melakukan hubungan badan Aa, dan itu



berlangsung terus”



Aa terlihat merenung beberapa saat. “Hm…ini memang



masalah moral yang pelik. Saat itu memang saat yang



sulit. Keadaan membuat kalian berduaan dalam waktu


lama.



Itu memang salah, tapi di lain pihak dia akan mati



kalau kamu usir dari sana. Tapi Aa percaya



perbuatan baikmu lah yang lebih besar dari pada



kesalahanmu, dan kamu akan mendapat pahala darinya”



“Oh terima kasih Aa…lega sekali saya mendengarnya”,



kata mantan tentara itu, “Aa, bolehkah saya



bertanya satu hal lagi?”



“Silahkan Saudaraku”, sahut Aa.



“Apakah menurut Aa sebaiknya saya beritahu dia,



kalau konflik Aceh sudah berakhir?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar