Entri Populer

Senin, 09 Maret 2009

"BAJU ITU BUKAN MILIKKU"



Seringkali aku tidak sadar untuk selalu menggunakan kekuasaanku secara tidak proporsional terhadap orang-orang yang berada di sekitarku, bahkan kepada rakyat aku kerap melampaui batas wewenangku sebagai seorang pemimpin. Hak-hak mereka telah aku abaikan, bahkan terhadap lawan-lawan politikku mereka aku singkirkan dengan cara-cara yang keji, bahkan hingga anak cucu mereka hak untuk berkarya dan mendapatkan rezeki di negeri ini telah dengan sengaja aku hambat, semata karena sikap paranoidku yang tidak beralasan.

Aku kerap begitu menikmati posisi jabatanku yang sekarang ini, jabatan ini telah membawaku menikmati kemajuan Negara lain, bahkan hasil dari penempatanku telah membuatku berhasil mengumpulkan pundi-pundi dan menambah lebih banyak lagi property di tanah air. Aku kini menjadi lebih selektif terhadap orang-orang di sekitarku, yang tidak sepadan denganku aku , karena menjadi risih berdekatan dengannya, dan aku berpikir : “mereka berada didekatku hanya untuk meminta apa yang telah kumiliki”

Kecerdasanku serta kemampuan bilingualku yang di atas rata-rata telah membuatku menguasai berbagai macam di siplin ilmu dunia, aku begitu mudah memahami suatu pengetahuan yang baru saja aku dapatkan. Kemampuan otak yang kumiliki ini membuatku menjadi super diantara orang-orang yang berada di sekelilingku, dan aku tidak akan menerima pendapat atau pemikiran orang lain yang tidak sepadan denganku dan hal ini aku anggap akan menghabiskan energiku saja! Bahkan aku akan senang bila orang-orang disekelilingku mengernyitkan dahinya ketika aku mengeluarkan jurus maut bilingualku, aku gak perduli lagi apakah mereka mengerti atau tidak, yang penting adalah bahasa telah menunjukkan gengsi bukan lagi bangsa!

Koleksi mobil mewah serta motor besar nan mahal, menghiasi garasiku yang setara dengan rumah type 70 telah membuatku begitu menikmatinya. “Ya! Aku bisa melajukan mobil atau motor besarku dengan gagahnya di jalan umum tanpa aku perdulikan kepentingan pengendara lain dan ambulan, yang meminta jalan kepadaku karena kepentingannya lebih mendesak dari diriku. Aku menjad paling terdepan, tersukses, terhebat ketika aku berada dan berkumpul di komunitasku.

Aku sadar, aku memang tidak memiliki segalanya, bahkan pekerjaan tetap pun tidak punya untuk dapat sekadar memberikan aku kebanggaan, namun aku begitu menikmati setiap kata-kata yang meluncur deras dari bibirku telah membuat orang yang telah begitu perduli dengan penderitaanku kini, bahkan ketika aku terkapar tidak berdaya ia hadir di sisiku itu menjadi tertekan dan bungkam seribu bahasa tanpa bisa membalas sedikitpun kata-kata pedas nan menyakitkan hati itu terucap dari bibirku yang kerap masih aku hiasi dengan lantunan kitab suciMu, bahkan aku pun rajin menghadiri majelis taklim yang selama ini menjadi tempat aku menimba ilmu. “Ya! Aku begitu menikmatinya ketika ia menjadi terhina karena lisanku” Ya…sikap arogan, angkuh telah aku pergunakan untuk urusan yang tidak jelas, dan aku sungguh tidak perduli lagi dengan ritual Minal Aidin Wal Faidzin yang kerap aku lafadzkan ketika tiba Idul Fitri, karena setelah itu aku dapat dengan mudahnya kembali kepada sifat asliku.
---------------------------------------------------- :
“Yaa Raab….” Engkau yang menguasai alam semesta beserta segala isinya ini. Engkau yang lebih dulu ada dari segalanya ini, Engkaulah yang telah menciptakan langit dan bumi, sesungguhnya sangat berhak atas diriku ini yang telah merampas, dan memakai “BajuMu”

“Ya…! Kesombongan, Keangkuhan sesungguhnya yang pas menggunakannya hanyalah Engkau Yaa Allah, karena Baju itu memang sesungguhnya milik Engkau, namun aku yang tidak tahu diri ini telah begitu gegabah telah memakainya tanpa mau melihat lagi pantas atau tidak “Baju” itu aku kenakan, bahkan sudah aku pergunakan untuk mendzalimi sesama umatMu yang tidak berdaya.

Andai saja salah satu kenikmatan yang aku terima ini Engkau kurangi, maka betapa tersiksanya dan ruginya aku ini. “Yaa Allah… sesungguhnya aku termasuk ke dalam orang-orang yang kufur akan nikmatMu”

Kekuasaan, Jabatan, Kepandaian, Harta yang melimpah, Ilmu, Kesehatan yang aku dapatkan telah tidak aku pergunakan di jalanMu, jalan untuk saling berbagi kepada sesama umatMu. Kelebihan-kelebihan yang aku peroleh telah aku pergunakan untuk berbangga diri dan cinta dunia.

Yaa…Allah sesungguhnya aku ini termasuk kedalam orang-orang yang merugi, justru aku sungguh sangat iri dengan orang-orang yang hidup jauh di bawah aku, tapi mereka selalu bersyukur atas nikmat yang Engkau berikan dan mereka selalu memujiMu siang dan malam, sementara aku? Telah begitu larut dengan segala yang aku miliki sehingga aku lalai dalam mensyukuri nikmat dan karuniaMU.

Sesungguhnya aku sangat malu kepadaMu Yaa Allah…, bila aku sadari bahwa segalanya yang aku miliki ini baik : Kekuasaan, Jabatan, Kepandaian, Harta yang berlimpah, itu karena RidhaMu kelak yang akan menjadi fitnah apabila aku tidak mempergunakannya dengan baik di jalanMu.

Kelak setiap saat aku akan pergi menghadap panggilanMu, maka segalanya yang aku miliki tidak akan ada yang menyertaiku hingga ke liang lahat, kecuali amal dan ibadahku, serta Isteri dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Dengan segala kelemahanku, ketidak berdayaanku sebagai mahlukMu, terimalah taubatku dan ampunilah segala kekhilafanku yang telah memakai BAJU KESOMBONGAN MU semata untuk hidup berbangga diri di dunia yang fana ini

------------------------------------------------------------- :
Jakarta, 10 Maret 2009
Prie.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar