Entri Populer
-
Saudaraku, dikesempatan ini saya hanya ingin berbagi sedikit cerita tentang kedahsyatan dari bermesraan dengan Allah SWT hanya dengan melaks...
-
Gak tau kenapa, tiba-tiba aja gue kepengen banget nulis tentang Pejompongan dan Bendungan Hilir, tempat dimana gue ngabisin masa kecil hingg...
-
Peristiwa berdarah di era Orba ini terjadi tiga puluh enam tahun yang lalu. Ya! tepatnya 15 Januari 1974, di mata masyarakat Indonesia waktu...
-
Kelebihan-kelebihan Teknis Dan Non-Teknis Dari si Orange Bajaj : 1. Mulai dari Bajaj keluaran tahun jebot sampai yang paling mutakhir (kalau...
-
Banyak Akses jalan di belahan bumi ini masih menggunakan aspal, aspal yang berasal dari minyak bumi ini adalah produk turunan dari propan di...
-
Kehadiran Metro Mini dan Kopaja di Jakarta telah memberi warna kepada kehidupan dan aktivitas warga Jakarta. Tidak sedikit yang membutuhkan ...
-
Pemukiman Baroe Di Djalan Widjaja Kebajoran (gambar atas), setelah sukses dengan pembangunan pemoekiman elite di daerah Menteng (oleh Beland...
-
Komunikasi melalui telepon selular baik bicara langsung maupun via sms bila telah terjadi salah sambung, atau dapat sms yang isinya gak terl...
-
Saudaraku yang budiman dan bijaksana, selain guyonan yang kerap saya sampaikan semata untuk saling memberikan hiburan, namun rasanya perlu j...
-
Sangat menarik ketika mencoba mencermati Surah Al Kahfi (18) (Penghuni Gua), khususnya pada Ayat 63 – 78. Pada surah ini adalah tak lain ada...
Minggu, 14 Desember 2008
Djakarta Tempo Doeloe
Pemukiman Baroe Di Djalan Widjaja Kebajoran (gambar atas), setelah sukses dengan pembangunan pemoekiman elite di daerah Menteng (oleh Belanda tahoen 1940an) maka pada tahoen 1950 pemerintah Indonesia jang baroe merdeka itoe membangoen kembali kawasan pemoekiman jang joega terbilang elite, jakni di daerah Kebajoran Baroe (Djalan Widjaja) Tjoema sekarang ini rumah terseboet di atas apakah masih dimilki oleh penghoeni lamanja, ataoekah sudah didjualnja wallahualam bisawab.
Nah…rumah jang bentoek arsitektoernja segi lima itoe soedah pastinja berada di kawasan Djalan Pakubuwono sekarang, walau terlihat masih gersang (karena baroe dibangun) tapi masih tertata dengan apik, pada tampak depannja jang dulu beroepa taman sekarang ini sudah djadi stasioen pompa bensin, kata orang-orang jang sempat mengalami kehidoepan di daerah itoe, si penghoeni roemah kaloe belandja keboetoehan dapoer mereka haroes belandja ke pasar Kebajoran Lama dengan naik delman.
Tjoba kita bandingkan dengan kawasan pemoekiman elite lama (Menteng, dsk) ketika baroe djadi dibangoen, akses djalan jang ada beloem pake aspal, ada kemoengkinan misih pake sirtoe jang diperkeras (gambar atas)
Moengkin ada diantara para pembatja jang dapat mengenali kira-kira di daerah mana sekarang ini tugu djam itoe barada, sjukur-sjukur ada jang simpan itoe djam toegoe biar kita orang jang hidoep di generasi tahoen 60an bisa tahoe dari tahoen berapa djam itoe dibuat, akan lebih oentoeng lagi kaloe bisa tahoe merk djam terseboet.
Adapoen gambar jang ada dibawahnja, penulis malah kebingoengan, moengkin teman-teman ada bisa bantoe kasih keterangan, dari soedoet mana foto itoe diambil…? Kaloe lihat lokasinja itoe adalah djalan perempatan Menteng, saja tjoema mendoega sahaja pastilah foto itoe di ambil dari djalan Keboen Sirih sekarang ini (lampoe merah-setelah djembatan kereta api), sedangkan djalan jang kearah kiri kira-kira itoe sekarang ini adalah djalan jang menoejoe ke arah pasar Senen.
Karena pada tahoen itoe pabrik aspal Pertamina beloem ada, maka terpaksalah pemerintah colonial Belanda dalam membangoen djaringan djalan misih menggoenakan sirtoe, oentoengnja kendaraan jang melintas kebanjakan misih masoek kedalem kategorie sandar garden dibawah 8 ton, sehingga ketika hoedjan toeroenpoen tiada mendjadi betjek ataoe mendjadi roesak, karena aer hoedjan jang toeroen langsoeng meresap kedalam tanah. Achir kata moengkin ada teman-teman jang bisa mendjelaskan, djenis pohon apakah itoe jang ada di depan roemah.
Demikian kisah masa laloe dari wadjah kota Djakarta kita, toelisan ini hadir tjuma sebagai selingan belaka untuk pengisi waktu loeang .
Djakarta, 24 September ‘08
Prie, 2482
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar